Selasa 12 Apr 2022 16:10 WIB

Cendekiawan Muslim: Nilai-Nilai Pancasila Cerminan Ajaran Islam

Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa bernegara

Akademisi lulusan Harvard University yang juga pengurus Muhammadiyah Surakarta, Dr Sukidi. menyatakan Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa bernegara.
Foto: istimewa
Akademisi lulusan Harvard University yang juga pengurus Muhammadiyah Surakarta, Dr Sukidi. menyatakan Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa bernegara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Cendekiawan Muslim Dr Sukidi menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila di Pancasila merupakan cerminan dariajaran Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin.

"Kita bisa lihat, dari sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha-Esa, itu sudah jelas menggambarkan nilai ketauhidan dari agama Islam itu sendiri, pun sebagaimana sila-sila yang lainnya," kata Sukidi saat mengisi serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Menjadi Muslim di Tengah Arus Disrupsi", yang disiarkan di akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (12/4/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan umat Muslim di Indonesia, sebagai penganut agama mayoritas, harus dapat merangkul dan mengayomi sesama, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Doktor studi Islam dari Harvard University Amerika Serikat itu pun mengingatkan masyarakat harus kembali lagi kepada Pancasila ketika muncul konflik antaranak bangsa.

Jangan sampai bangsa Indonesia terpecah belah hanya karena perbedaan ideologi, karena Islam dan Pancasila memiliki keterikatan dan kesalingan di tengah kebinekaan masyarakat, katanya.

"Islam punya kecenderungan menjadi agama yang toleran, spirit tenggang rasa kepada sesama untuk menjadi umat yang baik, warga negara yang baik. Jangan sampai kita beragama malah menjadikan kita umat yang intoleran, umat yang tidak mau pada hal-hal yang bersifat kemajuan," katanya.

Umat Islam juga harus inklusif dan membuka diri terhadap modernisme zaman, sehingga tidak anti terhadap perubahan karenaperubahan itu suatu keniscayaan, tambahnya.

"Umat Muslim Indonesia jangan tertutup, jangan anti pati terhadap perubahan, apalagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kita harus menjadi Muslim yang baik di tengah kemajuan teknologi, apalagi di era disrupsi di tengah pandemi ini, kita harus think global but act local," jelasnya.

Dia menambahkan kemajuan suatu bangsa dapat ditopang dari agama dan tradisi masyarakatnya. Oleh karena itu, sebagai bangsa dengankeragaman suku, agama, ras, dan adat, umat Islam Indonesia harus mengembangkan toleransi kepada siapa pun.

"Sejak dulu, Bung Karno, founding father kita ini, selalu mendepankan bahwa agama Islam adalah agama yang rasional, agama yang mengedepankan akal sehat. Dengan demikian, ketika kita menghadapi pandemi seperti ini, kita tidak boleh antiterhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kita harus siap di era disrupsi seperti ini agar kita bisa berkolaborasi, bahu membahu, bekerja sama untuk kemajuan bangsa, untuk kemajuan umat," ujarnya.    

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement