Selasa 12 Apr 2022 19:15 WIB

Kemenkes Lakukan Akselerasi Menyusul Perlambatan Vaksinasi Covid-19

Akselerasi vaksinasi Covid-19 dilakukan terkait perlambatan selama Ramadhan.

Akselerasi vaksinasi Covid-19 dilakukan terkait perlambatan selama Ramadhan.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Akselerasi vaksinasi Covid-19 dilakukan terkait perlambatan selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan melakukan akselerasi vaksinasi COVID-19 menyusul terjadi pelambatan suntikan pada pekan pertama Ramadhan 2022. "Ramadhan ini kalau kita lihat secara total baik dosis satu, dosis dua, dosis ketiga terjadi pelambatan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Nadia mengatakan, percepatan vaksinasi terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. Sementara daerah lain mengalami pelambatan penyuntikan. "Pemerintah memerlukan laju suntikan minimal 750 ribu per hari demi memenuhi target vaksinasi lengkap kepada 70 persen seluruh populasi saat momentum Ramadhan," kata Nadia.

Baca Juga

Ia mengatakan, akselerasi yang dilakukan pemerintah salah satunya melalui kebijakan vaksinasi dosis lengkap primer serta booster bagi pelaku perjalanan mudik. "Kita melihat bahwa sejak adanya kebijakan mengenai pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga sebagai syarat untuk mudik, memang terjadi peningkatan dari laju penyuntikan dosis ketiga," ujarnya.

Selain itu, aparat gabungan dari TNI-Polri juga dilibatkan dalam program serbuan vaksinasi di berbagai daerah selama Ramadhan. Nadia mengimbau masyarakat untuk segera mengakses layanan vaksinasi secara lengkap dan menambah perlindungan dengan vaksinasi dosis penguat atau booster. Menurut dia, vaksinasi dapat melindungi pemudik selama menempuh perjalanan maupun berinteraksi dengan orang terdekat.

"Kami yakin dapat mengakhiri pandemi ini jika ada dukungan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat serta sektor-sektor lainnya," katanya.

Nadia berpesan agar peserta vaksinasi tidak memilih merek vaksin, sebab vaksin terbaik adalah yang tersedia saat ini. "Saat ini masih dalam kondisi pandemi sehingga tetap harus menerapkan protokol kesehatan di manapun berada," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement