Sabtu 16 Apr 2022 04:45 WIB

China Dorong Vietnam Jaga Stabilitas Laut China Selatan

China dan Vietnam terikat lewat penandatanganan Declaration on the Conduct (DOC),

Red: Nidia Zuraya
Struktur dan bangunan China di pulau buatan di Fiery Cross Reef di gugusan pulau Spratly di Laut China Selatan terlihat pada Ahad 20 Maret 2022. China mendorong Vietnam untuk memainkan peran konstruktifdalam memelihara stabilitas di kawasan Laut China Selatan dalam jangka panjang.
Foto: AP/Aaron Favila
Struktur dan bangunan China di pulau buatan di Fiery Cross Reef di gugusan pulau Spratly di Laut China Selatan terlihat pada Ahad 20 Maret 2022. China mendorong Vietnam untuk memainkan peran konstruktifdalam memelihara stabilitas di kawasan Laut China Selatan dalam jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mendorong Vietnam untuk memainkan peran konstruktifdalam memelihara stabilitas di kawasan Laut China Selatan dalam jangka panjang. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan hal itu saat berbicara lewat telepon dengan Menlu Vietnam Bui Thanh Son yang menandai 20 tahun penandatanganan Declaration on the Conduct (DOC), Kamis (15/4/2022).

DOC mendorong disepakatinya tata perilaku atau Code of Conduct (COC) di Laut China Selatan."Kita harus mengambil kesempatan ini untuk mencapai kesepakatan awal COC guna memberikan jaminan yang lebih kokoh bagi perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Laut China Selatan," kata Wang dalam pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri China (MFA), Jumat (15/4/2022).

Baca Juga

Ia berharap Vietnam dapat memainkan peran aktif dan konstruktif dalam menjaga stabilitas di Laut China Selatan. Menlu Bui Thanh Son menyatakan kesiapan Vietnam untuk bersama-sama China mengimplementasikan DOC agar tercapai kesepakatan awal COC dalam menjaga stabilitas perdamaian di Laut China Selatan.

"Vietnam berharap konsultasi tiga kelompok kerja maritim kedua belah pihak mencapai kemajuan substantif dalam meningkatkan penetapan batas maritim di Teluk Beibu," ujarnya.

Kedua menlu tersebut juga membicarakan tentang krisis Ukraina."Kedua negara tidak boleh membiarkan mentalitas Perang Dingin bangkit kembali di kawasan agar jangan sampai tragedi seperti Ukraina terjadi di kawasan ini," ucap Wang.

China dan Vietnam merupakan dua negara sosialis yang hubungannya meningkat dalam beberapa tahun terakhir."Menghadapi pandemi Covid-19 dan krisis Ukraina, China dan Vietnam yang sama-sama menempuh jalan sosialisme harus bisa melestarikan tradisi persahabatan dan persaudaraan," kata Wang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement