Ahad 17 Apr 2022 01:16 WIB

Bella Hadid Sebut Instagram Sensor Kontennya Soal Penyerangan Masjid Al-Aqsa

Instragram melakukan shadowban atau membatasi pengguna terhadap konten soal Al-Aqsa

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Model AS Bella Hadid
Foto: EPA-EFE/GUILLAUME HORCAJUELO
Model AS Bella Hadid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Supermodel keturunan Belanda-Palestina, Bella Hadid mengklaim bahwa Instagram telah melakukan penyensoran terhadap akunnya ketika dia mengunggah konten tentang penyerangan jamaah di Masjid Al-Aqsa oleh otoritas Israel. Sensor serupa juga terjadi pada akun seorang penceramah terkemuka Amerika Serikat.

Shadow banned atau shadowban atau pembatasan bayangan mengacu pada kondisi ketika unggahan pengguna Instagram dibatasi, sehingga hanya dilihat sedikit orang dibanding biasanya.

Baca Juga

"Instagram telah menonaktifkan saya dari memposting di Story saya - cukup banyak hanya ketika itu berbasis di Palestina, saya akan berasumsi," tulis Hadid di Instagram Story-nya pada Jumat (15/4/2022), sebagaimana dikutip dari MiddleEastEye.

"Ketika saya memposting tentang Palestina, saya langsung mendapatkan shadowban dan orang yang melihat Story saya berkurang sekitar 1 juta."

Tak lama usai postingan keluhan tersebut, Hadid memposting tangkapan layar yang berisikan proses unggah ulang video polisi Israel menyerang pria tua Palestina. Tapi, Hadid mengaku tak bisa memposting video tersebut. "Tidak akan membiarkan saya memposting ulang ... selama 2 jam dari sekarang,” tulisnya disertai emoji menangis.

Pembatasan akun Instagram Hadid ini terjadi setelah pasukan Israel menyerang jamaah Palestina di dalam Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, pada Jumat subuh. Pasukan Israel dengan beringas memukuli, menembakkan peluru baja berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut di dalam halaman dan aula masjid, serta menangkap puluhan orang.

Ternyata pembatasan atau shadowban tak hanya dialami Hadid. Omar Suleiman, seorang pengkhotbah Muslim Amerika terkemuka, mengaku akun Instagramnya juga disensor ketika mengunggah ihwal penyerangan Al-Aqsa.

"Bangun pagi ini dan akun @instagram saya tidak berfungsi. Jelas ini shadowban karena memposting video Al Aqsa diserang. (Padahal) tidak ada hasutan dalam postingan saya. Sulit dipercaya," kata Omar lewat Twitter.

Omar pun mempertanyakan akuntabilitas Instagram. Terlebih, perusahaan-perusahaan media sosial mempekerjakan pegawai Muslim dan bahkan meminta program Ramadhan kepada pemimpin komunitas Muslim. "(Tapi) melarang mereka ketika berusaha meningkatkan kesadaran tentang penderitaan kita?" katanya.

Omar menambahkan bahwa dirinya serius mempertimbangkan untuk melakukan "tindakan masyarakat luas". Hal itu ia cicitkan sembari menandai pemilik Facebook dan Instagram Meta.

MiddleEastEye menyatakan, Instagram membantah adanya shadowban. Kendati demikian, para aktivis pro-Palestina telah lama mengeluhkan sensor dan pembatasan pada platform tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement