Ahad 17 Apr 2022 19:13 WIB

Pakistan: Serangan di Perbatasan Afghanistan Meningkat Siginifikan

Pakistan meminta otoritas Taliban untuk bertindak melawan pemberontak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Bendera Taliban dipasang di depan sepeda motor di Kabul, Afghanistan, Selasa, 28 September 2021. Pakistan pada Ahad (17/4/2022) mengatakan, serangan lintas perbatasan dari Afghanistan telah meningkat secara signifikan.
Foto: AP/Bernat Armangue
Bendera Taliban dipasang di depan sepeda motor di Kabul, Afghanistan, Selasa, 28 September 2021. Pakistan pada Ahad (17/4/2022) mengatakan, serangan lintas perbatasan dari Afghanistan telah meningkat secara signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan pada Ahad (17/4/2022) mengatakan, serangan lintas perbatasan dari Afghanistan telah meningkat secara signifikan. Pakistan meminta otoritas Taliban untuk bertindak melawan pemberontak.

"Dalam beberapa hari terakhir, insiden di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan telah meningkat secara signifikan, di mana pasukan keamanan Pakistan menjadi sasaran dari seberang perbatasan," kata kantor luar negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga

Kantor luar negeri Pakistan menambahkan, serangan itu dilakukan "dengan impunitas". Islamabad telah berulang kali meminta pihak berwenang Afghanistan untuk bertindak menghentikan mereka, tetapi tidak berhasil.

Tujuh tentara Pakistan tewas di daerah perbatasan Waziristan Utara pada Kamis (14/4/2022). Waziristan Utara berbatasan dengan provinsi Afghanistan timur Khost. Pihak berwenang Taliban mengatakan, mereka telah mengendalikan serangan lintas perbatasan sejak mengambil alih Afghanistan pada Agustus tahun lalu.

Otoritas Taliban pada Sabtu (16/4/2022) memanggil duta besar Pakistan di Kabul untuk memprotes serangan tersebut. Seorang pejabat Taliban dan penduduk mengatakan, serangan itu dilakukan oleh pesawat Pakistan di dalam wilayah udara Afghanistan. Kedutaan Pakistan di Kabul membantah melakukan serangan udara.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) menyatakan keprihatinan atas insiden tersebut. UNAMA sedang berupaya untuk menetapkan fakta dan memverifikasi kerugian akibat serangan itu.

"UNAMA sangat prihatin dengan laporan korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, sebagai akibat dari serangan udara di provinsi Khost dan Kunar," ujar pernyataan UNAMA.

Sejauh ini, tidak ada konfirmasi jumlah korban tewas. Seorang pejabat Taliban lokal di Khost mengklaim setidaknya 36 orang, termasuk warga sipil, telah tewas.  Juru bicara pemerintah Taliban mengeluarkan pernyataan keras yang memperingatkan Islamabad tentang konsekuensi buruk jika ada pengulangan serangan.

"Kekalahan Amerika Serikat delapan bulan lalu adalah pelajaran bagus bagi para agresor yang ingin tidak menghormati wilayah dan kebebasan Afghanistan," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement