Rabu 04 Aug 2010 04:56 WIB

Tayangan Religi Selama Ramadan Belum Maksimal

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tayangan televisi bernuansa religius di bulan Ramadhan diakui meningkat, tetapi masih belum maksimal. Masih terdapat program yang justru dianggap merusak dan mengurangi kekhusukan ibadah berpuasa.

Oleh karena itu, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bidang Kelembagaan, Idy Muzayyad, menyatakan lembaga penyiaran perlu didorong menyajikan program acara yang bermutu dan bermartabat. ''Tayangan di layar kaca seyogyanya berimplikasi pada kesucian Ramadhan,'' ujar dia dalam acara Media Gathering mengusung tema “Mewujudkan Tayangan Bermartabat” di Jakarta, Selasa (3/8)

Idy memaparkan, terjadi peningkatan pengaduan tayangan telivisi selama bulan Ramadhan lalu. Program televisi tersebut disinyalir telah melanggar. Tahun 2008 KPI menerima 127 pengaduan tayangan yang terdiri dari kekerasan 14 aduan, porno 17 aduan, mistik atau sara 14 aduan, kebanci-bancian 12 aduan, dan iklan 29 aduan. Pada tahun 2009 pengaduan tersebut meningkat menjadi 181 laporan dengan rincian tayangan kebanci-bancian 25 aduan, iklan 18 aduan, dan sisianya adalah aduan tentang pelecehan agama, kekerasan, pembodohan, kuis dan sinetron yang tidak mendidik.

Langkah antisipasi ke depan, lanjut Idy, diperlukan solusi agar tayangan Ramadhan bermartabat. Dibutuhkan sinergi yang simultan antara pihak terkait di bidang penyiaran. KPI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Production House (PH), Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kemeninfo) diharapkan membahas bersama langkah strategis agar dunia penyiaran lebih bermartabat.''Tak hanya di Ramadhan tapi selamanya,'' kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement