REPUBLIKA.CO.ID, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Igantius Jonan mengatakan keterlambatan jadwal kereta api lebaran 2010 pada beberapa kereta di Stasiun Gambir karena faktor alam seperti hujan atau tanah longsor yang sangat berpotensi membuat perjalanan terlambat.
"Bila terjadi hujan, praktis laju kereta akan diperlambat. Apalagi rel di Jakarta pada pagi hari masih dipergunakan untuk keperluan Kereta Rel Listrik (KRL), sehingga harus bergantian. KRL kadang lebih diutamakan karena mengangkut orang untuk bekerja," kata Jonan di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan selama lebaran keterlambatan jadwal tidak bisa dihindari, apalagi untuk kereta kelas ekonomi.
Ia juga membandingkan dengan moda transportasi lain seperti pesawat terbang yang juga tidak mungkin bisa ontime. "Memang kalau lebaran begini biasanya keterlambatan sering terjadi, dan itu bukan saja terjadi di stasiun saja, bahkan di bandara dan terminal pun sering terjadi karena masalah hujan dan segala macamnya," ujar Jonan.
Menurut dia, sudah empat hari berturut-turut sejak hari Minggu (5/9), atau H-5 hingga Selasa pagi atau H-3 Lebaran Idul Fitri 2010, KA Eksekutif Argo Dwipangga jurusan Gambir-Solo Balapan terus-terusan mengalami keterlambatan.
Keterlambatan paling lama terjadi pada Minggu pagi. Seharusnya berdasarkan jadwal kereta berangkat pukul 08.00 WIB, namun kenyataannya, baru pukul 08.58 WIB kereta baru diberangkatkan. Dua hari berikutnya pada jam keberangkatan yang sama, kereta terlambat berturut-turut 49 menit dan 24 menit.
Sementara itu, KA Eksekutif Taksaka jurusan Gambir-Yogyakarta juga mengalami hal sama, yaitu dua hari berturut-turut sejak Senin (6/9) hingga Selasa (7/9). Pada Senin pagi, KA Taksaka terlambat sekitar 25 menit. Berbeda dengan hari Selasa yang terlambat sampai satu jam lebih. Sebelumnya, kereta dijadwalkan berangkat pukul 08.45 WIB, tapi baru terealisasi pukul 09.48 WIB.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Mateta Rijalul Haque mengatakan, keterlambatan KA Taksaka dikarenakan adanya gangguan pada lokomotifnya. Selain itu, selama lebaran beban lokomotif memang ditambah sampai sepuluh kereta untuk mengangkut para penumpang yang mudik lebaran.
"Selasa pagi tadi, KA Taksaka mengalami kerusakan di Cirebon, makanya perbaikan yang dibutuhkan sekitar satu jam. Selain itu kami juga memaksimalkan beban sampai 10 kereta. Padahal pada hari biasa, lokomotif eksekutif cuma menarik 8 kereta. Ini kan adanya beban yang bertambah," ujarnya.