Rabu 20 Apr 2022 21:25 WIB

Presiden Terpilih Korsel Bertemu dengan Utusan AS untuk Korut

AS dan Korsel tengah mengkoordinasikan kebijakan terkait Korut.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol.
Foto: Jung Yeon-je/Pool Photo via AP
Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol menerima kunjungan utusan Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut), Rabu (20/4/2022). AS dan Korsel tengah mengkoordinasikan kebijakan terkait Korut.

Sumber di tim transisi presiden mengatakan, bahwa Yoon dan utusan AS bertemu pada Selasa (19/4/2022) malam untuk makan malam. Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak Yoon memenangkan pemilihan bulan lalu.

"Itu adalah pertemuan ramah, tidak dimaksudkan untuk membahas masalah kebijakan serius seperti program nuklir Korut," kata sumber di tim transisi Yoon yang menolak disebutkan namanya, mengutip sensitivitas diplomatik.

Calon menteri luar negeri Yoon, Park Jin juga dilaporkan bertemu Kim pada Rabu. Park mengatakan, Korsel mengharapkan pertemuan puncak awal antara Yoon dan Presiden Joe Biden.

Dia juga berjanji untuk memperluas kerja sama atas peluncuran rudal Korut dan kemungkinan uji coba nuklir. Sung Kim mengatakan pada Senin bahwa AS akan dengan tegas menanggapi secara bertanggung jawab dan tegas terhadap perilaku provokatif Korut. Sekutu juga akan bersama mempertahankan pencegahan terkuat terhadap ancaman Korut,

Kim telah berulang kali menawarkan untuk bertemu dengan pejabat Korut tanpa prasyarat. Namun Korut telah menepis tawaran itu, dan justru menuduh AS mempertahankan kebijakan bermusuhan termasuk sanksi dan latihan militer bersama Korsel.

Perwakilan Khusus AS untuk Korut Sung Kim tiba di Korsel pada Senin lalu dalam kunjungan selama lima harinya. Jadwal kunjungannya diantaranya bertemu dengan Presiden Moon Jae-in, yang beberapa pekan lagi akan meninggalkan jabatannya, hingga anggota pemerintahan baru. Kunjungan tersebut dilakukan setelah Korut memulai kembali uji coba rudal balistik antarbenua. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement