REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Setidaknya 31 warga Palestina terluka dalam serangan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Jumat (22/4/2022). Menurut layanan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina, 14 warga Palestina dibawa ke rumah sakit, dan dua diantaranya mengalami luka serius.
Polisi Israel mengatakan, pasukannya turun tangan ketika ratusan orang mulai melemparkan batu dan kembang api, serta mendekati Tembok Barat, yang menjadi tempat ibadah Yahudi. Saksi mata Reuters mengatakan, polisi memasuki kompleks itu setelah sholat subuh dan menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah kerumunan sekitar 200 warga Palestina. Polisi juga menembakkan peluru karet dari jarak dekat ke sekelompok wartawan yang mendokumentasikan bentrokan tersebut.
Kekerasan di kompleks Masjid Al-Aqsa telah meningkat selama seminggu terakhir. Sejak Maret, sedikitnya 29 warga Palestina tewas dalam serangan di Tepi Barat. Polisi dan petugas medis Israel mengatakan, serangkaian serangan juga telah menewaskan 14 orang di Israel.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Israel menghentikan kunjungan Yahudi selama hari-hari terakhir Ramadhan. Secara tradisional, kehadiran Muslim di kompleks Masjid Al-Aqsa meningkat selama hari-hari terakhir bulan puasa.
Pada Jumat (15/4) lalu, sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru hara Israel di dalam kompleks masjid Al-Aqsa. Peningkatan kekerasan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan mengarah ke konflik yang lebih luas.
Kemudian pada Ahad (17/4) lebih dari 700 pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi yang ketat untuk merayakan liburan Paskah Yahudi selama seminggu, yang dimulai pada Jumat. Hal ini memicu bentrokan yang menyebabkan 17 warga Palestina terluka.
Di dalam kompleks Al-Aqsa, terdapat masjid yang menjadi situs tersuci ketiga dalam Islam. Sementara itu, di kompleks tersebut juga terdapat tempat paling suci bagi orang Yahudi, yang disebut sebagai Temple Mount.
Tahun ini hari raya umat Islam, Kristen, dan Yahudi saling bersinggungan. Umat Islam menjalankan puasa Ramadhan. Sementara umat Yahudi dan Kristen merayakan Paskah. Masing-masing jamaah berbondong-bondong hadir di situs suci mereka untuk beribadah, setelah pembatasan Covid-19 dicabut.