REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina meminta Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengirim daftar peralatan lengkap yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir selama perang dengan Rusia. Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, mengatakan, peralatan tersebut termasuk perangkat pengukuran radiasi, bahan pelindung, bantuan terkait komputer, sistem catu daya dan generator diesel.
"Kami akan mengoordinasikan pelaksanaan bantuan yang akan diberikan IAEA dan negara-negara anggotanya, termasuk dengan mengirimkan peralatan yang dibutuhkan langsung ke lokasi nuklir Ukraina," kata Grossi.
Ukraina memiliki 15 reaktor operasional di empat pembangkit. Tujuh antaranya saat ini terhubung dalam sebuah jaringan, termasuk dua di fasilitas Zaporizhzhia yang saat ini dikendalikan oleh Rusia.
"Kebutuhannya sangat besar dan saya sangat berterima kasih atas dukungan yang cukup besar dari negara-negara anggota kami, yang akan menyediakan kebutuhan untuk mereka (Ukraina)," ujar Grossi.
Grossi mengatakan, IAEA masih belum menerima transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauan yang dipasang di fasilitas Chernobyl. Situs ini sempat diduduki oleh pasukan Rusia pada awal invasi. Namun belum lama ini Rusia telah menarik pasukannya dari Chernobyl, dan menyerahkannya kepada Ukraina.
Pekan depan Rossi dijadwalkan akan mengunjungi pembangkit listrik Ukraina. Dia akan menyerahkan peralatan pemantauan radiasi serta peralatan pelindung pribadi.