Kamis 28 Apr 2022 12:38 WIB

Putin: Balasan Rusia Terhadap Barat akan Secepat Kilat

Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika Barat ikut campur di Ukraina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Vladimir Putin memperingatkan Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina.
Foto: AP/Mikhail Klimentyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Vladimir Putin memperingatkan Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin memperingatkan Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina. Rusia telah mengatakan kepada Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengirim senjata ke Ukraina, karena dapat mengobarkan konflik.

Berbicara kepada anggota parlemen di St Petersburg pada Rabu (27/4), Putin mengatakan, Barat ingin memecah Rusia menjadi beberapa bagian. Putin juga menuduh Barat mendorong Ukraina ke dalam konflik dengan Rusia.  

"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," kata Putin.

"Kami memiliki semua alat untuk ini, hal-hal yang tidak dapat dibanggakan orang lain sekarang. Dan kami tidak akan menyombongkan diri, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang tahu itu," ujar Putin menambahkan.

Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari dan telah menghancurkan sejumlah kota. Perang itu, memaksa lebih dari 5 juta orang Ukraina mengungsi ke luar negeri. Negara-negara Barat telah menanggapi serangan itu dengan sanksi, dan memberikan pasokan senjata bagi Ukraina untuk berperang. Hal ini telah membawa kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas akan terjadi di Barat.

Rusia menyebut intervensinya sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.  Ukraina dan Barat mengatakan, pernyataan Rusia dalih palsu untuk membenarkan serangan. Sanksi Barat telah mengancam perekonomian Rusia.  

Barat mengancam akan memutus pasokan gas ke Eropa. Sementara Ukraina mengatakan, Eropa harus berhenti bergantung pada Rusia untuk perdagangan dan impor energi.

 "Semakin cepat semua orang di Eropa menyadari bahwa mereka tidak dapat bergantung pada Rusia untuk perdagangan, semakin cepat untuk menjamin stabilitas di pasar Eropa," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement