REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menteri Swedia Ann Linde mengatakan negaranya sudah menerima jaminan dari Amerika Serikat (AS) akan mendapat dukungan selama proses pengajuan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Swedia dan tetangganya Finlandia tidak bergabung dengan NATO selama Perang Dingin.
Namun aneksasi Rusia di Krimea pada 2014 dan invasi ke Ukraina mendorong dua negara itu mempertimbangkan kembali kebijakan keamanan mereka. Kemungkinan bergabung dengan aliansi militer 30 negara anggota itu semakin menguat.
Kedua negara khawatir posisi mereka rentan selama proses pengajuan yang membutuhkan waktu satu tahun untuk disetujui oleh semua anggota NATO. "Biasanya saya tidak mengungkapkan detailnya, tapi saya merasa sangat yakin kini kami memiliki jaminan Amerika," kata Linde pada stasiun televisi Swedia, Rabu (4/5/2022).
"Namun bukan jaminan keamanan konkrit, hal itu hanya bisa anda dapatkan bila anda anggota penuh NATO," tambah Linde dari Washington usai bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Linde menolak mengungkapkan jaminan apa yang ia terima dari Blinken. "Ini artinya Rusia mendapat kejelasan bila mereka mengarahkan segala bentuk aktivitas negatif ke Swedia, seperti yang telah mereka ancam, AS tidak akan membiarkan itu terjadi tanpa respon," kata Linde.
Pada bulan lalu Kementerian Pertahanan Swedia mengatakan pengajuan untuk bergabung dengan NATO dapat memicu sejumlah respons Rusia. Termasuk serangan siber dan langkah hybrid seperti propaganda yang akan merusak keamanan Swedia.
Moskow memperingatkan mereka dapat mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik ke Kaliningrad milik Eropa bila Swedia dan Finlandia bila bergabung dengan NATO. Kini Linde berangkat menuju Kanada untuk membahas keamanan.
Ia mengatakan Amerika Serikat mendukung penuh keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO. Menurutnya langkah itu dapat meningkatkan stabilitas di kawasan Artik dan Baltik. Swedia dan Finlandia akan memutuskan akan bergabung dengan NATO atau tidak pada bulan ini.