Senin 09 May 2022 18:01 WIB

Ridwan Kamil Tinjau Kesiapan RSHS Hadapi Hepatitis Misterius

Masyarakat diminta untuk menjaga prokes mencegah hepatitis misterius

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) didampingi Plh Direktur Utama RSHS dr Yana Akhmad Supriatna (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS), Pasteur, Kota Bandung, Senin (9/5/2022). Peninjauan tersebut untuk memantau serta memastikan kesiapan RSHS dalam melakukan penyaringan (screening) dan penanganan penyakit Hepatitis akut yang telah dinyatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kasus luar biasa (KLB). Hingga saat ini, belum ditemukan kasus Hepatitis akut di Provinsi Jawa Barat. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kanan) didampingi Plh Direktur Utama RSHS dr Yana Akhmad Supriatna (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS), Pasteur, Kota Bandung, Senin (9/5/2022). Peninjauan tersebut untuk memantau serta memastikan kesiapan RSHS dalam melakukan penyaringan (screening) dan penanganan penyakit Hepatitis akut yang telah dinyatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kasus luar biasa (KLB). Hingga saat ini, belum ditemukan kasus Hepatitis akut di Provinsi Jawa Barat. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mengunjungi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Senin (9/5/2022) untuk memantau kesiapan karena adanya fenomena penyakit hepatitis misterius. 

"Di luar negeri sudah banyak ada yag meninggal ada juga terduga di Jakarta. Tapi saya laporkan di Jawa barat belum ada. Jadi Jawa barat belum ada dan semoga tidak ada," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (9/5/2022).

Baca Juga

Emil pun mengimbau beberapa hal pada masyarakat. Pertama jangan panik.

"Di Jabar tim ahli sudah dibentuk oleh Pemprov Jabar bersama RSHS, lab+lab untuk mengcek apakah ini kategori terduga hepatitis akut seperti apa.

"Tadi saya sudah cek sudah siap, bahkan alat-alat teknologi molekular tebaru sudah dimiliki, ruangan juga sudah disiapkan, jaga-jaga ada di Jawa barat," paparnya.

Menurutnya, berdasarkan dari catatan penyakit tersebut terjadi di Rusia bayi sampai 16 tahunan. "Tapi kita belum tahu alasannya di Rusia," katanya

Terkait pencegahan, Emil menilai Hepatitis itu menular lewat pernafasan. Maka, untuk mencegahnya harus menggunakan masker, menjaga jarak kerumunan dan sebagainya. Selain itu, jangan bertukar alat makan. 

"Kalau ada keluarga sakit jangan banyak interaksi kalau terpaksa gunakan alat proteksi yang memadai," katanya.

Menurut Emil, RSHS telah menyiapkan tempat instalasi untuk jaga-jaga kalau ada kasus. Sehingga, tidak akan ada fenomena ini di Jabar.

"Jadi per hari ini tidak ada kasus. Masyarakat sebaiknya fokus ke peningkatan prokes saja," katanya.

Emil menjelaskan, pihaknya datang ke RSHS juga untuk memastikan kondisi penyebaran covid sesuai yang dilaporkan yakni, keterisian pasien Covid 19 di RS di Jawa Barat untuk covid hanya 0,8 Persen. Kasus aktif hanya tersisa 1.500. rata sudah banyak sembuh. Terbukti di RSHS pun hanya 3 anak dan 34 orang dewasa yang dirawat, jadi sangat minim.

"Kami akan monitor selama 14 hari ke depan semoga tidak ada lonjakan Covid. Jika tidak ada maka secara teori seharusnya sudah de facto masuk fase endemi. Mudik ini naik 40 persen di banding tahun-tahun normal karena dua tahun tidak mudik."

Baca juga : Penyebab Hepatitis Akut pada Anak Masih Diteliti

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement