REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (DPP Partai Hanura) melakukan konsolidasi internal dengan menggelar rapat tim verifikasi faktual 2024. Rapat dipimpin Ketua Tim Verifikasi Faktual DPP Partai Hanura yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi dan Politik H Djafar Badjeber.
Djafar mendengarkan pemaparan dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK), Benny Rhamdani. Benny menyampaikan garis besar pelaksanaan pendaftaran, verifikasi, hingga pemetaan partai politik sebagai peserta Pemilu 2022.
"Materi pendaftaran, verifikasi, dan pendaftaran partai ini adalah panduan bagi bagi kerja-kerja politik DPD dan DPC dalam mempersiapkan seluruh persyaratan pendaftaran peserta Pemilu 2024. Membahas strategi taktik, dan apa yang harus dilakukan di daerah," kata Benny dalam siaran di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Dia pun mencanangkan Partai Hanura bisa kembali memiliki kursi di DPR dan lolos ke Senayan. "Target lolos menjadi peserta Pemilu 2024 adalah hal yang tidak terpisah dan tidak berdiri sendiri dari Partai Hanura untuk mencapai target lolos parliamentary threshold (PT) Pemilu 2024," ujar Benny.
Politisi asal Sulawesi Utara tersebut optimistis, jika setiap kader partai mampu menjaga soliditas, kerja politik dilajukan secara bersama dan koordinasi antara pusat dan daerah berjalan serta disiplin melaksanakan tugas sebagaimana kewenangandan masing-masing terjaga, sukses verifikasi dan melewati PT, Hanura bisa menempatkan kadernya di kursi parlemen.
"Soliditas adalah kunci, kerja dengan penuh disiplin adalah modal penting," kata Benny di kantor Tim Verivikasi Faktual DPP Partai Hanura, Jalan Karawang, Jakarta. Ketua Tim Verifikasi Faktual, Djafar Badjeber menambahkan, materi yang disampaikan Benny sangat relevan.
Menurut dia, potensi kerja tim menjadi modal politik yang memperkuat Partai Hanura ke depannya. "Semangat kerja tim harus dibangun. Dinamika yang sehat memang perlu dikelola, dalam konteks memperkuat partai. Tapi jangan sampai berlebihan. Yang merusak keutuhan kita. Karena ada hal penting yang perlu kita lakukan," tutur Djafar.