Sabtu 14 May 2022 21:20 WIB

Polda Jateng: 237 Hewan Ternak Terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku

Daerah persebaran yakni Semarang, Kabupaten Pemalang, Batang, dan Cilacap.

Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono saat memantau kesehatan ternak sapi di kandang komunal, PT Sapi Utomo, Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Sabtu (14/5). Kegiata ini dilakukan jajaran Polres Demak untuk membantu Pemerintah kabupaten setempat dalam mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Foto: istimewa
Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono saat memantau kesehatan ternak sapi di kandang komunal, PT Sapi Utomo, Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Sabtu (14/5). Kegiata ini dilakukan jajaran Polres Demak untuk membantu Pemerintah kabupaten setempat dalam mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG  -- Polda Jawa Tengah mencatat sebanyak 237 hewan ternak yang tersebar di berbagai daerah di provinsi ini diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku. Polisi bersinergi dengan otoritas terkait untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

"Ada penambahan ternak yang diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku pada hari ini sebanyak 122 ekor," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi dalam siaran pers di Semarang, Sabtu.

Baca Juga

Adapun sejumlah wilayah yang merupakan daerah persebaran ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku tersebut di antaranya Kota Semarang, Kabupaten Pemalang, Batang, Cilacap, dan Kabupaten Semarang.

Sementara daerah yang turut terdampak dari penyebaran penyakit itu antara lain Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, Rembang, Wonosobo, Banyumas, Purbalingga, dan Klaten .Menurut dia, upaya pencegahan juga telah dilakukan, antara lain dengan menerbitkan surat telegram tentang langkah penanganan penyakit mulut dan kuku bagi jajaran kepolisian.

Dalam surat telegram Kapolda Jawa Tengah itu dijelaskan tentang sinergi kepolisian dengan para pemangku kepentingan terkait, seperti dinas pertanian maupun kedokteran hewan dalam upaya pengobatan, vaksinasi, hingga penanganan terhadap ternak yang positif tertular penyakit tersebut.

Selain itu, lanjut dia, sosialisasi kepada masyarakat hingga upaya isolasi terhadap ternak yang diduga terinfeksi juga telah dilakukan."Pendataan dan monitoring, serta penyemprotan disinfektan ke kandang serta rumah potong hewan juga dilakukan," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement