Ahad 15 May 2022 12:11 WIB

Survei: Pandemi dan Ekonomi Teratasi, Publik Puas Kepemimpinan Jokowi

Pemerintah mengambil langkah zigzag untuk mengatasi persoalan pandemi.

Ilustrasi menurunnya jumlah kasus Covid-19 pada tahun 2022.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi menurunnya jumlah kasus Covid-19 pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Situasi pandemi Covid-19 sudah jauh membaik, dengan kasus harian turun drastis dibanding puncak gelombang yang dipicu varian omicron pada Februari-Maret 2022. Indonesia tercatat mengalami tiga kali gelombang, dua di antaranya mencapai rekor tertinggi hingga 50 ribuan kasus per hari.

Setelah berbagai pelonggaran kegiatan sosial, pemerintah memutuskan mudik Lebaran dapat dilakukan tahun ini. Sejak pandemi melanda pada 2020 lalu, masyarakat diimbau tidak mudik untuk mencegah meluasnya penyebaran virus. Tidak heran, arus mudik pada Lebaran kali ini mengalami lonjakan hingga menimbulkan kemacetan di ruas-ruas jalan tol.

Baca Juga

Sementara itu gejolak kenaikan harga dan kelangkaan stok minyak goreng pelan-pelan mulai teratasi. Sejak akhir tahun 2021 persoalan minyak goreng mulai muncul, dengan terjadinya antrean ibu-ibu rumah tangga berburu stok yang langka. Kalaupun tersedia, harga minyak goreng menjulang tinggi.

Pemerintah mengambil langkah zigzag untuk mengatasi persoalan. Mula-mula diterapkan harga eceran tertinggi (HET) sehingga berhasil menekan harga, tetapi diikuti dengan kelangkaan stok di mana-mana. Pemerintah kemudian mencabut kebijakan HET, sehingga mengembalikan harga kepada mekanisme pasar. Stok kembali normal dan harga pun kembali melambung.

Di tengah tudingan adanya mafia di balik kisruh minyak goreng, pejabat tinggi Kementerian Perdagangan ditangkap atas tuduhan korupsi dalam persetujuan ekspor dari sejumlah industri minyak sawit. 

Langkah ekstrem akhirnya diambil pemerintah dengan melarang ekspor CPO sebagai bahan dasar minyak goreng, agar harga di dalam negeri bisa terkendali.

Seiring membaiknya pandemi Covid-19 dan teratasinya persoalan minyak goreng, temuan survei yang dilakukan INDOMETER menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi bertengger tinggi di angka 78,3 persen, di antaranya 7,9 persen merasa sangat puas.

“Pandemi Covid-19 membaik dan masalah ekonomi yang dipicu terutama oleh kenaikan harga minyak goreng berhasil teratasi, publik merasa puas dengan kepemimpinan Jokowi,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Ahad (15/5/2022).

Data pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 tercatat sebesar 5,01 persen, atau relatif stabil dibanding kuartal IV/2021 sebesar 5,02 persen dan berturut-turut positif sejak kuartal II/2021. Ketahanan ekonomi nasional tampak mulai beradaptasi terhadap dampak pandemi yang sebelumnya menghantam telak target pertumbuhan ekonomi.

Meskipun demikian, Leonard mengingatkan ancaman inflasi yang menghantui dunia dan dampak invasi Rusia terhadap Ukraina. Pemerintah telah menaikkan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax, menyusul rencana kenaikan tarif dasar listrik hingga gas elpiji dan BBM jenis lainnya.

Reaksi publik ditunjukkan dengan maraknya demonstrasi mahasiswa di berbagai kota menolak kenaikan harga-harga. Tercatat sebanyak 21,1 persen responden merasa tidak puas, di antaranya 20,1 persen tidak puas sama sekali, dan 0,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab. 

“Pemerintah harus mengantisipasi dampaknya terhadap kepuasan publik,” pungkas Leonard.

Survei INDOMETER dilakukan pada 20-27 April 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling).

Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement