Kamis 19 May 2022 17:10 WIB

PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 1,5 Triliun per April 2022

Perolehan kontrak baru meningkatkan optimisme dalam meningkatkan kinerja PP Presisi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
PT PP Presisi Tbk (ilustrasi). PT PP Presisi Tbk menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 500 miliar pada April 2022.
Foto: Dok
PT PP Presisi Tbk (ilustrasi). PT PP Presisi Tbk menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 500 miliar pada April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT PP Presisi Tbk menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 500 miliar pada April 2022. Secara keseluruhan, anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini mengantongi total perolehan kontrak baru mencapai Rp 1,5 triliun pada empat bulan pertama 2022.

Kontrak baru didapat antara lain dari proyek Addendum Hauling Services Weda Bay Nickel (WBN), Pembangunan Jalan Empu Nala Mojokerto (PUPR), Revitalisasi Bandara Halim (WIKA), Pembangunan Jalur Kereta Api Elevated Sumut Binjai (Kemenhub), Pembangunan Cimanggis Warehouse (TOTAL), Pekerjaan Timbunan Pasir Semarang Demak Seksi II (PTPP) dan Pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang (SRBGC). 

Baca Juga

Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan peningkatan perolehan kontrak baru meningkatkan optimisme dalam meningkatkan kinerja PP Presisi secara keseluruhan. "Adanya perolehan kontrak baru yang cukup besar tentunya memberikan kepastian dan jaminan bagi kami terus berproduksi," ujar Rully, Kamis (19/5/2022).

Hingga April ini, dua lini bisnis utama telah mendominasi perolehan pasar yakni 58,57 persen dari civil work dan 35,13 persen dari mining services. Penambahan kontrak baru pada civil work mulai banyak diperoleh dari pasar eksternal sebagai kontraktor utama antara lain seperti pada Proyek Pembangunan Jalan Empu Nala, Tol Serang Panimbang dan KA Sumut Binjai.

"Perolehan kontrak baru dari jasa pertambangan diperoleh dari peningkatan kepercayaan pemberi kerja terhadap kinerja PPRE yaitu dari proyek jasa pengangkutan (hauling services) Proyek Weda Bay Nickel," ucapnya.

Dari segmen pemberi kerja, sebesar 92,80 persen didominasi oleh pasar non-group dan sisanya sebesar 7,20 persen berasal dari group (PTPP). Hal tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan positioning PPRE di pasar eksternal sekaligus menunjukkan kapabilitas untuk bermain sebagai kontraktor utama, terutama pada pangsa pasar konstruksi infrastruktur. 

"Kuartal kedua 2022, kami menargetkan tambahan kontrak baru sebesar Rp 700 miliar-Rp 900 miliar dengan fokus segmen antara lain pada civil work infrastruktur, mining development serta beberapa dari proyek structure work yang sedang kami garap. Kami harapkan, perolehan kontrak tersebut dapat menjadi produksi secara optimal dan berkontribusi dalam pencapaian laba," kata Rully menjelaskan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement