Jumat 20 May 2022 08:05 WIB

56 Ton Beras untuk Korban Banjir Pangandaran 

Air yang menggenangi kawasan Paledah berasal dari luapan Sungai Citanduy di Lakbok.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Foto udara lahan pertanian yang terendam banjir di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, kerap dilanda banjir akibat luapan Sungai Citanduy.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Foto udara lahan pertanian yang terendam banjir di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Padaherang dan Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, kerap dilanda banjir akibat luapan Sungai Citanduy.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyerahkan 56 ton beras bantuan Pemprov Jawa Barat kepada warga terdampak banjir di Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Banjir merendam 517 hektare sawah produktif milik warga yang mengakibatkan kerugian para petani Paledah.

"Saya hadir menyerahkan bantuan kepada warga terdampak banjir," ujar Uu Ruzhanul Ulum saat menyerahkan bantuan di kantor Desa Paledah, Kabupaten Pangandaran, Kamis (19/5/2022).

Uu menilai, perlu kerja sama semua stakeholders menyelesaikan persoalan banjir menahun di kawasan ini. Dalam hal ini Pemprov Jabar, Pemda Kabupaten Pangandaran, Pemda Kabupaten Ciamis, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy harus berkolaborasi. 

Sebab, air yang menggenangi kawasan Paledah (Pangandaran) berasal dari luapan Sungai Citanduy yang mengalir dari Lakbok, Kabupaten Ciamis. "Sebelumnya saya pernah ke sini juga perkara banjir, solusinya tidak bisa satu daerah, karena nyambung dengan Ciamis di antaranya daerah Lakbok," kata Uu. 

Uu mengatakan, Pemprov Jabar sempat merencanakan membangun embung di kawasan Lakbok, Kabupaten Ciamis. Sehingga, air yang meluap di aliran Sungai Citanduy dapat ditampung. 

Embung juga dapat berfungsi sebagai sarana irigasi di kala musim kemarau. Selain itu, pengerukan dan penyodetan Sungai Citanduy juga dapat menjadi solusi. Maka, sekali lagi, diperlukan kolaborasi dengan para pihak terkait.

"Atau pengerukan aliran sungai dan lainnya, kemudian sodetan agar air mengalir lancar," katanya.

"Oleh karena itu, perlu inovasi dan kolaborasi supaya di sini tidak ada banjir langganan. Kasihan masyarakat. Sekarang kita sedang mendorong swasembada pangan, tapi potensi sawah terganggu diabaikan," kata Uu 

"Kami akan segera adakan rapat dengan mengundang BBWS dan perwakilan dari orang daerah sini, mudah- mudahan ini dapat berjalan lancar," imbuhnya.

Kepala Desa Paledah Sano mengucapkan, terima kasih atas bantuan sebagai bentuk perhatian Pemprov Jabar untuk masyarakat Paledah yang terdampak banjir. "Bantuan beras dapat menunjang ketersediaan pangan," katanya. Sano berharap, ada solusi bagi banjir yang menggenangi lahan persawahan di Desa Paledang. 

Sementara itu, sebanyak 517 hektare sawah yang terendam merupakan salah produktif yang bisa menghasilkan 5- 6 ton sawah per hektarnya. Adapun dalam setahun sawah diperkirakan bisa dua kali panen. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement