Sabtu 21 May 2022 18:25 WIB

AS-Korsel Pertimbangkan Perluas Latihan Militer Tanggapi Korut

Tujuan bersama AS dan Korea Selatan adalah denuklirisasi lengkap Korea Utara.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS Joe Biden, kanan, menghadiri jamuan makan malam kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, kedua kanan, di Museum Nasional Korea, Sabtu, 21 Mei 2022, di Seoul.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden, kanan, menghadiri jamuan makan malam kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, kedua kanan, di Museum Nasional Korea, Sabtu, 21 Mei 2022, di Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan akan mempertimbangkan latihan militer yang diperluas untuk mencegah ancaman nuklir dari Korea Utara. Kemungkinan ini muncul usai pertemuan kedua kepala negara di Seoul pada Sabtu (21/5/2022).

Yoon menegaskan dalam sambutannya pada konferensi pers, tujuan bersama mereka adalah denuklirisasi lengkap Korea Utara. AS dan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan bersama yang berkomitmen pada tatanan internasional berbasis aturan setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga

Pada awal pemerintahan, banyak pejabat Gedung Putih berpikir, ambisi nuklir Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan terbukti menjadi tantangan pemerintah yang paling menjengkelkan. Kim juga dinilai bertujuan untuk menguji keberanian Biden di awal masa jabatannya.

Selama 14 bulan pertama pemerintahan Biden, Pyongyang menunda uji coba rudal. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama ketika Korea Utara telah menguji coba rudal 16 kali tahun ini, termasuk pada Maret, ketika penerbangan pertama dari rudal balistik antarbenua sejak 2017.

Pemerintahan Biden meminta China menahan Korea Utara agar tidak terlibat dalam uji coba rudal atau nuklir. Berbicara di Air Force One, Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan,  Biden dan Presiden China Xi Jinping dapat mengadakan panggilan telepon dalam beberapa minggu mendatang.

Meski membawa masalah Korea Utara dalam kunjungan ke Seoul, Biden juga menegaskan kembali tawaran vaksin ke negara yang mengisolasi diri itu. Dia juga mengatakan siap untuk bertemu dengan Kim Jong-un asalkan pemimpin Korea Utara itu tulus dan serius.

“Ya, kami telah menawarkan vaksin, tidak hanya ke Korea Utara tetapi juga China. Kami siap melakukan itu segera. Kami tidak mendapat tanggapan," kata Biden.

Pejabat Gedung Putih mengatakan Biden tidak akan mengunjungi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi semenanjung Korea selama perjalanan di Korea Selatan. Padahal kunjungan itu menjadi standar bagi presiden AS selama kunjungan Seoul sejak Ronald Reagan.

Biden sudah mengunjungi DMZ pada 2013 sebagai wakil presiden. Sullivan mengatakan keputusan presiden untuk melewatkan pemberhentian kali ini tidak didorong oleh masalah keamanan.

Sebagai gantinya, Biden akan mengunjungi Lantai Operasi Tempur Pusat Operasi Udara di Pangkalan Udara Osan, selatan Seoul, pada Ahad (22/5/2022). AS melihatnya sebagai salah satu instalasi paling kritis di Asia Timur Laut.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement