Sabtu 21 May 2022 18:32 WIB

Pengamat: Meniupkan Isu Politis Terkait Investasi Telkom pada GOTO Sangat Berlebihan

Aset saham biasanya masuk ke akun tersedia untuk dijual atau available for sell.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan impairment loss pada laporan keuangan Telkom terkait investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dinilai merupakan isu yang sangat berlebihan. Demikian ditegaskan akademisi dan pengamat ekonomi, Andi Desfiandi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/5/2022).

Apalagi, kata dia, yang meniupkan isu tersebut adalah politisi atau pihak-pihak yang tidak memahami mengenai portfolio saham serta kinerja investasi, dan hanya sekadar membuat riuh jagat maya. 

Baca Juga

Ia mengatakan, perlu menjadi perhatian dan pemahaman bersama bahwa nilai saham yang diinvestasikan akan fluktuatif sesuai harga pasar saham tersebut dan dicatatkan di neraca saat periode tutup buku, inifujofo sifatnya hanya 'berpotensi rugi/unrealized loss' atau 'berpotensi untung/unrealized gain'.

"Artinya, ini baru potensi rugi/untung karena nilai saham saat pencatatan neraca harga sahamnya lebih rendah/lebih tinggi dari harga akuisisi awal. Baru dianggap rugi/untung apabila portfolio saham tersebut benar benar dijual sehingga akan muncul kerugian atau keuntungan dari hasil penjualan saham tersebut," kata Andi.

Dalam akuntansi, unrealized loss/unrealized gain biasanya tidak dicatatkan dalam laporan laba rugi, tetapi masuk ke pendapatan menyeluruh (comprehensive income). Sebab, aset saham biasanya masuk ke akun tersedia untuk dijual atau available for sell saat dibeli. 

Sebagai catatan, Telkom tahun lalu juga mencatatkan unrealized gain Rp 2,5 Triliun atas inveatasi saham GOTO dan itu juga hanya bersifat 'potensi'.

Penurunan nilai saham tersebut akan benar-benar menjadi kerugian atau tidak, bergantung pada saat penjualan aset tersebut dilakukan. Jika saham yang nilainya turun kemudian dijual pada posisi rugi, tentu kerugian akan menjadi terealisasi begitu juga sebaliknya apabila dijual dalam posisi untung. Sebaliknya, selama saham tersebut tidak dijual, maka tidak akan terjadi kerugian ataupun keuntungan alias hanya unrealized loss/unrealized gain.

Begitu halnya dalam investasi saham Telkom pada GOTO yang sempat menurun tajam dalam satu bulan lalu, dan sejak dua pekan terakhir ini sudah rebound bahkan sudah bisa mencatatkan unrealized gain.

Perlu dipahami bersama juga, Telkom/Telkomsel adalah investor jangka panjang dan memiliki banyak irisan bisnis dengan GOTO. Jadi bukan sekadar portofolio apalagi trading saham jangka pendek. Sehingga keputusan investasi saham Telkom/Telkomsel pada GOTO adalah langkah strategis korporasi dalam menunjang visi dan misi Telkom/Telkomsel untuk jangka panjang dan bagi kepentingan kemajuan sektor digital nasional

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement