Ahad 22 May 2022 14:14 WIB

WHO Prediksi akan Lebih Banyak Kasus Cacar Monyet Ditemukan

Kasus yang dilaporkan ke WHO saat ini teridentifikasi di klinik kesehatan seksual.

Rep: kamran dikarma/ Red: Hiru Muhammad
Grafik Cacar Monyet
Foto: Republika
Grafik Cacar Monyet

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada lebih banyak kasus cacar monyet muncul di negara-negara yang biasanya tak menemukan penyakit tersebut. Sejauh ini, sudah terdapat 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet di 12 negara anggota WHO yang tidak endemi virus terkait.

"Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang melakukan kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang menunjukkan gejala,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, Ahad (22/5/2022).

Baca Juga

Pejabat WHO yang juga seorang spesialis penyakit menular, David Heymann, mengungkapkan, cacar monyet tampaknya mulai menyebar seperti penyakit menular seksual. "Apa yang tampaknya terjadi sekarang adalah bahwa ia telah masuk ke populasi sebagai bentuk seksual, sebagai bentuk genital, dan menyebar seperti infeksi menular seksual, yang telah memperkuat penularannya di seluruh dunia," katanya.

Kendati demikian, Heymann menjelaskan, kontak dekat adalah jalur penularan utama cacar monyet karena lesi khas penyakit tersebut sangat menular. Orang tua yang merawat anaknya yang terinfeksi atau petugas kesehatan dengan pasien adalah contoh kasus perpindahan virus sangat dimungkinkan. Banyak dari kasus yang telah dilaporkan ke WHO saat ini teridentifikasi di klinik kesehatan seksual.

Oleh sebab itu, beberapa negara mulai menginokulasi tim yang merawat pasien cacar monyet dengan menggunakan vaksin cacar, virus terkait. Heymann mengatakan, komite ahli internasional telah menggelar diskusi virtual untuk melihat apa yang perlu dipelajari tentang wabah dan dikomunikasikan kepada publik. Hal itu termasuk apakah ada penyebaran tanpa gejala, siapa yang paling berisiko, dan berbagai rute penularan.

Dia mengungkapkan, pertemuan itu diadakan karena urgensi situasi. Kendati demikian, komite ahli bukan kelompok pengusul bagi WHO untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Itu merupakan bentuk kewaspadaan tertinggi WHO, yang berlaku untuk pandemi Covid-19.

Heymann menekankan, wabah cacar monyet tidak menyerupai masa-masa awal pandemi Covid-19 karena tidak mudah menular. Mereka yang menduga mungkin telah terpapar atau yang menunjukkan gejala, termasuk ruam bergelombang dan demam, harus menghindari kontak dekat dengan orang lain. “Ada vaksin yang tersedia, tetapi pesan yang paling penting adalah, Anda dapat melindungi diri sendiri,” kata Heymann.

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit menular yang biasanya ringan. Ia endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Virus menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement