REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim peneliti IPB University yang dipimpin oleh Dr Irzaman saat ini sedang melakukan pengujian produk Hb Meter. Dr Irzaman dan tim mengundang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dalam ini hal Direktorat Ketahanan Kefarmasian. Agenda yang dilakukan secara tatap muka (luring) itu dilakukan di Gedung TechnOsNet IPB Baranangsiang Bogor dimulai dengan diseminasi alat kesehatan Hb Meter yang dilanjut dengan diskusi, pekan lalu.
Direktur Ketahanan Kefarmasian, Ir Sodikin Sadek menyambut baik inovasi dari IPB University ini. Ia mencatat terdapat beberapa laporan inovasi IPB yang masuk untuk ditelaah, salah satunya adalah Hemoglobin Meter (Hb Meter). Inovasi tersebut merupakan karya Tim peneliti Konsorsium IPB University, Badan Riset dan Investasi Nasional (BRIN), PT Tesena Inovindo Jakarta dan RSP UB Malang.
“Inovasi Hb Meter ini akan sangat membantu pencegahan Hb rendah, khususnya pada perempuan Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (23/5).
Ia menambahkan, apabila Hb Meter sudah dapat digunakan, pihaknya akan segera melakukan pengetesan kepada remaja wanita khususnya pelajar tingkat menengah di seluruh Indonesia. Nantinya, program tersebut bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat.
“Menjaga Hb bagi remaja wanita adalah wujud mempertahankan bangsa dari kelahiran anak stunting. Ketika seorang wanita mengalami Hb rendah, kami (Menkes) akan supply makanan yang bergizi tinggi. karena ini akan berdampak pada masa depan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Tesana Inovindo Jakarta, Ir Titah Sihdjati Riadhie sebagai mitra dari tim peneliti menyampaikan harapan tinggi untuk dapat segera melakukan peluncuran Hb Meter tersebut. “Semoga konsorsium berjalan dengan lancar dan harapannya bisa segera dilakukan hilirisasi, sebab kami yakin akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.
Melihat proses panjang inovasi Hb Meter ini, Ir Titah optimistis alat kesehatan ini dapat bersaing dengan produk luar negeri. “Inovasi pada Hb Meter harapannya bisa menjadi produk unggulan dalam negeri yang dapat bersaing dengan produk luar negeri,” ujarnya.
Keunggulan yang ditawarkan oleh Dr Irzaman melalui Hb Meter ini adalah pasien tidak akan lagi mengalami traumatis secara fisik akibat jarum suntik serta efektivitas dalam pengukuran dengan waktu yang singkat. “Pengukuran kadar Hb menjadi sangat penting karena indikasi rendah dan tingginya kadar Hb menggambarkan adanya masalah kesehatan,” jelas Dr Irzaman saat menyampaikan diseminasi.
Ia menyebut, dengan menggunakan Hb Meter, pasien tidak lagi perlu merasa sakit baru kemudian mengukur Hb. Dosen IPB University itu mengklaim, Hb Meter dapat menjadi alat preventif sebelum terjadi komplikasi pada pasien.
Dr Ernan Rustiadi, kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University mengucapkan selamat atas penelitian yang saat ini menuju titik terang. “Saya ucapkan selamat kepada Tim peneliti Konsorsium IPB, BRIN, PT Tesena Inovindo Jakarta, dan RSP UB Malang yang dipimpin Dr Irzaman. Semoga inovasi IPB University ini, bisa benar-benar diterapkan dan kemudian nanti bisa berujung komersialisasi. Dan tentunya dengan dukungan dari fasilitas pemerintah Menkes sangat kami harapkan,” ujarnya.
Skema penelitian ini dibiayai oleh Pendanaan Riset Produktif (Rispro) Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan mewujudkan kemandirian bangsa dalam teknologi alat kesehatan untuk meningkatkan kinerja alat “Hb Meter” Tanpa Melukai Pasien (secara Non-invasif).