Rabu 25 May 2022 04:25 WIB

Menelusuri Jejak Penembakan Shireen Abu Akleh

Kepastian mengenai pelaku penembakan Abu Akleh masih belum menemui titik terang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Sebuah mural terbunuhnya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh menghiasi dinding, di Kota Gaza, Minggu, 15 Mei 2022. Abu Akleh ditembak dan dibunuh saat meliput serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 11 Mei 2022 .
Foto:

Tidak ada militan yang terlihat di salah satu video yang menunjukkan lokasi wartawan.  Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan tidak ada warga Palestina lainnya yang tewas atau terluka hari itu di Jenin.  Media lokal juga tidak memiliki catatan mengenai korban Palestina lainnya.

Walid Omary, yang mengawasi liputan Aljazirah di wilayah Palestina, mengatakan, dia tidak melihat bukti adanya militan antara wartawan dan tentara. “Jika ada seorang militan Palestina di sana, mengapa tidak menembak militan tersebut? Mereka memiliki penembak jitu. Sudah jelas bagi kami sekarang bahwa mereka menargetkan Shireen," ujarnya. 

Penyelidik Palestina memiliki peluru yang membunuh Abu Akleh, yang ditemukan dari kepalanya. Sementara Samoudi mengatakan peluru yang mengenainya telah hancur, meninggalkan beberapa pecahan di punggungnya.  

Seorang juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdeneh, mengatakan, Palestina sedang melakukan "penyelidikan yang murni dan profesional" dan akan membagikan hasil penyelidikan dengan badan-badan internasional.  Dia menolak memberikan rincian penyelidikan atau menjawab pertanyaan tentang upaya mencocokkan peluru dengan senjata.

"Kami yakin bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan itu, dan kami memiliki bukti dan saksi yang mengonfirmasi hal itu. Kami tidak percaya pada penyelidikan Israel karena tujuan mereka adalah untuk memalsukan fakta," ujar Rdeneh kepada AP

photo
Polisi Israel menyerang pelayat saat mereka membawa peti jenazah jurnalis veteran Aljazirah yang terbunuh Shireen Abu Akleh selama pemakamannya di Yerusalem timur, Jumat, 13 Mei 2022. - (AP Photo/Maya Levin)

Lior Nadivi, mantan penyelidik TKP dan pemeriksa senjata api untuk polisi Israel, mengatakan, peluru yang menewaskan Abu Akleh berpotensi mengandung banyak bukti. Sebuah deformasi mungkin menunjukkan peluru itu memantul. Peluru itu akan menunjukkan jenis senjata, dan tanda mikroskopis yang berpotensi digunakan untuk mencocokkan peluru dengan senjata api tertentu. Dia mengatakan "tidak ada cara" untuk mengutak-atik peluru tanpa meninggalkan bekas yang jelas di atasnya. Namun Nadivi mengatakan, penting juga untuk memiliki gambaran lengkap tentang kejadian di lapangan.

"Anda perlu memposisikan semua orang yang menembak ke arah jurnalis ini dan kemudian mencoba menganalisis apa yang terjadi pada setiap peluru. Ada banyak informasi yang Anda butuhkan, dan saat ini kami tidak punya apa-apa," kata Nadivi.

 

Pekan lalu, 57 anggota House of Representative dari Partai Demokrat menyerukan penyelidikan FBI atas kematian Abu Akleh. Secara teori, masing-masing pihak dapat menyerahkan bukti kepada pihak ketiga untuk dianalisis. Tetapi tidak ada pihak yang menyatakan minat dalam penyelidikan semacam itu, dan masing-masing pihak dapat saling tuduh merusak bukti jika mereka tidak puas terhadap hasil penyelidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement