Rabu 25 May 2022 22:54 WIB

Vaksinator Covid-19 Papua Sempat Diancam Warga Saat Bertugas di Nduga

Sejumlah warga membawa aneka senjata tajam tradisional.

Petugas kesehatan mengecek data warga yang mengikuti vaksinasi COVID-19 di koridor Mall Kota Jayapura, Papua, Ahad (19/9/2021). Polresta Jayapura Kota bersama relawan vaksinator Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Poltekes Jayapura melakukan vaksinasi di sejumlah titik pusat keramaian untuk mendukung program tercapainya target sebanyak 70 persen warga Papua telah divaksin sebelum PON Papua.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Petugas kesehatan mengecek data warga yang mengikuti vaksinasi COVID-19 di koridor Mall Kota Jayapura, Papua, Ahad (19/9/2021). Polresta Jayapura Kota bersama relawan vaksinator Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Poltekes Jayapura melakukan vaksinasi di sejumlah titik pusat keramaian untuk mendukung program tercapainya target sebanyak 70 persen warga Papua telah divaksin sebelum PON Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Vaksinator Covid-19 Papua Yamamoto Sasarari mengaku saat melaksanakan tugas sebagai vaksinator COVID-19 di Kenyam, Kabupaten Nduga, ia bersama rekan-rekan sempat mendapat ancaman dari warga. Mereka membawa aneka senjata tajam tradisional mendatangi tempat penampungan dan meminta agar petugas tidak melakukan vaksinasi.

"Akibatnya Sekda setempat datang dan memberikan penjelasan kepada masyarakat sehingga mereka memahami dan kembali pulang ke honai atau rumah mereka masing-masing," kata Yamamotodi Jayapura, Rabu.

Baca Juga

Ia mengungkapkan, insiden itu terjadi pada 2021 saat vaksinasi baru pertama kali dilaksanakan. Ketika itu masyarakat banyak yang belum menyadari pentingnya vaksinasi."Puji Tuhan setelah diberi penjelasan mereka mau mengerti bahkan keesokan harinya mendatangi tempat vaksinasi dan minta divaksin, walaupun ada juga yang enggan," aku Yamamoto.

Yamamoto Sasarari yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular Dinkes Papua mengaku penolakan itu tidak saja dialami di Kenyam tetapi beberapa daerah lainnya di kawasan pegunungan."Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi Covid-19 yang melanda berbagai kawasan di dunia sejak 2020," katanya.

"Dengan memberi informasi yang jelas dipastikan masyarakat mengerti dan memahaminya karena tanpa adanya komunikasi yang tepat maka masyarakat akan sulit menerima penjelasan yang sudah kita berikan," kataYamamoto.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement