REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Vaksinator Covid-19 Papua Yamamoto Sasarari mengaku saat melaksanakan tugas sebagai vaksinator COVID-19 di Kenyam, Kabupaten Nduga, ia bersama rekan-rekan sempat mendapat ancaman dari warga. Mereka membawa aneka senjata tajam tradisional mendatangi tempat penampungan dan meminta agar petugas tidak melakukan vaksinasi.
"Akibatnya Sekda setempat datang dan memberikan penjelasan kepada masyarakat sehingga mereka memahami dan kembali pulang ke honai atau rumah mereka masing-masing," kata Yamamotodi Jayapura, Rabu.
Ia mengungkapkan, insiden itu terjadi pada 2021 saat vaksinasi baru pertama kali dilaksanakan. Ketika itu masyarakat banyak yang belum menyadari pentingnya vaksinasi."Puji Tuhan setelah diberi penjelasan mereka mau mengerti bahkan keesokan harinya mendatangi tempat vaksinasi dan minta divaksin, walaupun ada juga yang enggan," aku Yamamoto.
Yamamoto Sasarari yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular Dinkes Papua mengaku penolakan itu tidak saja dialami di Kenyam tetapi beberapa daerah lainnya di kawasan pegunungan."Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi Covid-19 yang melanda berbagai kawasan di dunia sejak 2020," katanya.
"Dengan memberi informasi yang jelas dipastikan masyarakat mengerti dan memahaminya karena tanpa adanya komunikasi yang tepat maka masyarakat akan sulit menerima penjelasan yang sudah kita berikan," kataYamamoto.