REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Chelsea mengumumkan bahwa mereka telah memasuki perjanjian final dan definitive dengan konsorsium yang dipimpin Todd Boehly. Dengan tenggat waktu hingga 31 Mei, Chelsea, Boehly dan pemerintah Inggris berada di bawah tekanan untuk segera mengikat perjanjian pengambil alihan klub.
Awal pekan ini dilaporkan semua hambatan yang datang dari pemerintah telah dinegoisasikan. Itu perkembangan besar mengingat raksasa Liga Inggris telah berada di bawah pembatasan aktivitas sejak awal Maret karena sanksi. Pada Sabtu pagi, Chelsea mengonformasi bahwa era Roman Abramovich hampir mencapai kata akhir setelah diambang kesepakatan dengan Boehly.
"Klub Sepak Bola Chelsea dapat mengonfirmasi bahwa kesepakatan final dan definitif telah ditandatangani tadi malam untuk menjual Klub ke konsorsium Todd Boehly/Clearlake Capital. Diharapkan transaksi akan selesai pada hari Senin. Klub akan memperbarui lebih lanjut pada waktu itu,” demikian pernyataan resmi klub, dilansir dari Sportsmole, Sabtu (28/5).
Setelah kesepakatan selesai, The Blues akan bisa membeli dan menjual pemain. Dan itu akan menjadi angin segar bagi pelatih Chelsea Thomas Tuchel yang membutuhkan perubahan demi menyiapkan musim depan yang lebih baik.
Pemerintah Inggris memberikan sanksi kepada Abramovich karena diketahui memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memimpin invasi Rusia ke Ukraina. Inggris salah satu negara yang keras mengutuk Rusia dan memberikan sanksi.
Sehingga Abramovic harus melepaskan segela asetnya di Inggris termasuk Chelsea. The Blues juga tak bisa mendatangkan pemain baru selama sanksi belun dicabut. Situasi tersebut turut memengaruhi performa Chelsea beberapa bulan terakhir.