REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan hadir langsung dalam perayaan Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia pun menggunakan kesempatan pidatonya untuk mengajak PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang telah dibentuk oleh partainya, Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Kami, Golkar, dan PPP mencoba membuat Koalisi Indonesia Bersatu ya itu coba. Maksudnya mudah-mudahan PKS bisa bersama-sama, maksudnya itu jangan dua lagi, calonnya jangan dua lagi Pilpres besok," ujar Zulkifli dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022).
Ia menjelaskan, polarisasi di masyarakat masih terasa pascapemilihan presiden (Pilpres) 2019. Hal tersebut merupakan dampak hanya hadirnya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang membuat pendukungnya mati-matian membela keduanya.
"Atmosfer kita itu pengap, negatif, dan tidak produktif. Mungkin akibat Pilpres kemarin hanya dua pasang. Karena Pilpres hanya dua pasang, para pendukung mati-matian mendukung kandidatnya," ujar Zulkifli.
Koalisi Indonesia Bersatu, jelas Zulkifli, memiliki tujuan untuk menghentikan polarisasi yang terjadi di masyarakat. Negara yang besar adalah negara yang bisa melakukan kolaborasi, salah satunya dalam mengikuti kontestasi politik.
"Negara yang besar kalau kata presiden PKS hanya bisa maju menjadi negara yang besar jika kita kolaborasi bersama-sama," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu mengatakan kolaborasi antara semua pihak menjadi sangat penting dalam membangun Indonesia ke depan. Apalagi dalam satu dekade terakhir, terjadi pembelahan sosial di masyarakat akibat pemilihan umum (Pemilu).
"Hari-hari ini kita merasakan betapa pentingnya arti kolaborasi. Kita sadari hampir satu dekade ini bangsa Indonesia alami pembelahan sosial, menjadi tugas kita agar Pemilu 2024 sebagai era baru politik Indonesia, politik yang mencerahkan dan menggerakkan kemajuan bangsa," ujar Syaikhu dalam pidato kebangsaannya.
Indonesia, jelas Syaikhu, membutuhkan politik kolaborasi, bukan segregasi apalagi polarisasi. Politik yang menjadikan keutuhan bangsa di atas kepentingan individu, golongan, dan kekuasaan, yang akhirnya membentangkan harapan dan persatuan.
Berkolaborasi dalam membangun masa depan Indonesia dengan menyadari bahwa perbedaan atau keberagaman adalah keniscayaan yang harus dijadikan kekuatan. Dari keberagaman akan karya-karya terbaiknya yang kuncinya adalah pengelolaannya.
"Kita semua memiliki tanggung jawab besar untuk mengakhiri kondisi keterbelakangan di tengah-tengah masyarakat kita pada hari ini, rasa sakit harus kita pulihkan, halaman baru politik Indonesia harus kita bersama-sama," ujar Syaikhu.