Rabu 01 Jun 2022 11:40 WIB

Wapres: Prevalensi Stunting Harus Ditekan

Stunting harus ditekan karena berpotensi membahayakan nasib bangsa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan prevalensi kekerdilan (stunting) harus ditekan.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan prevalensi kekerdilan (stunting) harus ditekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan prevalensi kekerdilan (stunting) harus ditekan. Untuk mengurangi stunting, pemerintah terus berupaya mengintervensi 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Prevalensi stunting harus ditekan karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depannya, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi," kata Wapres dalam konferensi virtual, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga

Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, dia melanjutkan, pemerintah berharap bisa memiliki generasi emas yang mampu membawa Indonesia pada kemajuan, bukan generasi yang menjadi beban demografi akibat dari stunting. Mengacu pada strategi percepatan penurunan stunting, ia menyebutkan pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Hasilnya, ia mengeklaim prevalensi stunting menurun signifikan, dari yang semula 30,8  persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021.

"Capaian ini berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja kolaborasi semua pihak baik pusat maupun di daerah. Kehadiran inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal dan menyesuaikan dengan karakter wilayah setempat menjadi penting," ujar Wapres.

Karena seringkali implementasi program tidak bisa disamakan untuk semua wilayah. Lebih lanjut Kiai Ma'ruf berharap beragam praktik dalam buku penurunan stunting termasuk yang diinisiasi Bank Dunia dapat menjadi rujukan dan inspirasi bagi daerah lain untuk melahirkan terobosan dalam percepatan penurunan stunting. Ia juga berharap buku ini memotivasi para kader, bidan, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, dan pemerintah daerah ikut dalam tugas mulia menurunkan stunting termasuk melalui mendidik dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta mencegah stunting

"Buku ini bukan hanya sekadar praktik di lapangan, melainkan juga bentuk penghargaan bagi pahlawan lokal atas perjuangan mereka," kata dia.

Selain itu, ia menambahkan, buku ini sebagai media pemantik gagasan inovatif bagi semua orang dan mitra dalam upaya percepatan penurunan stunting di seluruh tingkat pemerintahan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement