REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ternyata sempat tak yakin Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mampu gelar balapan Formula E. Apalagi mereka melihat berbagai kendala waktu dan teknis menjadi penghalang yang sangat besar dari terselenggaranya ajang balap mobil listrik itu. Terakhir misalnya, balap Formula E tak mendapat kucuran dana iklan dari BUMN.
''Ya saya awalnya memang tak yakin Formula E bisa digelar. Yang terakhir BUMN pun ikut tak dukung dengan memberikan iklannya. Beda banget dengan balapan Mandalika yang dana sponsornya dari BUMN mencapai triliunan rupiah. Formula E tak dapat dukungan sponsor BUMN. Ini yang membuat saya trenyuh sekaligus prihatin,'' kata senator DPD asal Jawa Tengah, DR Abdul Kholik, di sela seminar MPR di Jakarta, Jumat (3/6/2002).
Menurut Kholik saking ragunya malah dirinya sampai mengecek langsung bersama senator DPD lainnya ke sirkuit yang kala itu tengah dibangun. Saat itu memang terkesan adanya sirkuit balap formula E di Ancol adalah hampir-hampir mustahil bisa terwujud.
''Namun sepuluh hari sebelum hari 'h', kita menyaksikan langsung proses pembangunan sirkuit yang hampir rampung. Saat itulah baru yakin bahwa sirkuit terwujud dan formula E bisa terselenggara,'' ujarnya.
Kholik mengaku setelah yakin akan dapat terselenggara, maka dirnya segera mencari tiket yang diklaim panitia sudah habis terjual. Ternyata memang betul begitu.''Ternyata tiket sudah habis. Beruntung masih ada sejumlah tiket yang masih bisa dibeli dan langsung diborong. Dan itu bukan tiket yang kelas premium atau VIP. Tiket yang sebgaian ada itu ada di kelas medium dan festival.''
''Saya besok bawa keluarga besar nopnton langsung formula E di Ancol. Bahklan kalau masih ada tiket tersisa akan saya beli lagi. Saya memang sangat penasaran dengan formula E,'' katanya.
Kholik menegaskan pubik memang perlu tahu dan paham secara langsung mengenai teknologi mobol listrik masa depan. Pemahaman dan kesadaran ini penting mengingat umat manusia di masa depan akan kesulitan bahan bakar berenergi fosil sehingga harus beralih ke kendaraan yang memakai teknologi listrik. Teklnologi ini pun ramah lingkungan.