REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India tidak terima kecaman Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait penghinaan Nabi Muhammad. India menyebut OKI telah membuat komentar jahat.
India mengatakan pemerintahnya memiliki penghormatan tertinggi untuk semua agama. Seorang juru bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan kepala tim medianya di Delhi secara terpisah membuat pernyataan kontroversial tentang Nabi Muhammad SAW. Mereka mengolok-olok Nabi Muhammad yang menikahi Aisyah dan menghina Alquran dengan menyebutkan tentang bumi yang datar.
Negara-negara mayoritas Muslim secara serentak mengecam komentar mereka. Bahkan Kuwait yang selama ini sebagai negara importir India, mengeluarkan produk-produk asal India dari rak supermarket mereka.
Partai BJP buka suara menanggapi berbagai kecaman itu dengan menangguhkan keanggotaan Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal sebagai anggota partai. BJP bahkan mengeluarkan pernyataan komentar keduanya tidak mewakili pandangan partai secara keseluruhan.
Tetapi krisis diplomatik tampaknya telah terjadi. Pengguna Twitter pun beramai-ramai mengancam akan memboikot produk India.
"Sekretariat Jenderal OKI mengutuk keras dan mencela penghinaan terhadap Nabi Muhammad baru-baru ini oleh seorang pejabat partai yang berkuasa di India. Kasus pencemaran nama baik ini adalah bagian dari meningkatnya kebencian dan pencemaran nama baik Islam di India," cicit OKI pada Senin, dilansir dari Al Araby, Rabu (8/6/2022).
Pernyataan OKI juga mengangkat isu-isu lain, seperti pembongkaran properti Muslim India dan meningkatnya kekerasan yang mereka alami. "OKI meminta pihak berwenang India secara tegas menangani insiden pencemaran nama baik dan segala bentuk penghinaan terhadap Nabi dan Islam yang mulia ini dan untuk membawa mereka yang menghasut dan melakukan kekerasan terhadap Muslim ke pengadilan dan meminta pertanggungjawaban mereka," kata OKI.