REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Islamofobia tidak hentinya terdengar dari berbagai belahan dunia. Yang terbaru datang dari India. Dua juru bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) Nupur Sharma dan Naveen Kumal Jindai melontarkan pernyataan yang menghina Nabi Muhammad.
Meskipun mereka sudah ditangguhkan, itu tidak menghentikan kegeraman global. Sejumlah negara turut bereaksi, seperti Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, dan Bahrain. Bahkan, Indonesia pun ikut mengecam keras pernyataan dua politisi tersebut.
“Indonesia mengutuk pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad oleh dua orang politisi India. Pesan ini telah disampaikan kepada duta besar India di Jakarta,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui akun Twitternya, Selasa (7/6/2022).
Sudah banyak aktivis dan organisasi yang menekan pemerintah di sejumlah negara untuk menindak serius Islamofobia. Pada tahun 2018, Parlemen Eropa di Brussel meluncurkan perangkat kontra Islamofobia atau yang dikenal Counter-Islamophobia Kit (CIK).
Kit tersebut didistribusikan ke pemerintah nasional, pembuat kebijakan, warga sipil, dan media.
Dilansir EQUINET, Rabu (8/6/2022), penulis kit, Prof Ian Law, Dr Amina Easat-Daas, dan Prof S. Sayyid mengatakan tujuan keseluruhan kit untuk membandingkan operasi kontra narasi terhadap Islamofobia di delapan negara anggota UE, yaitu Belgia, Republik Ceko, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Portugal, dan Inggris. Selain itu, penulis juga membahas perlunya pemahaman dan kesadaran tentang jangkauan dan kontra narasi terhadap Islamofobia di seluruh UE.
Amina menjelaskan berdasarkan analisis timnya, ada sejumlah strategi yang berhasil melawan Islamofobia. Misal, menyoroti banyak peran yang dilakukan Muslim dalam masyarakat. Proyek yang memperjuangkan wanita Muslim, pekerjaan dan suara mereka akan membantu menghancurkan prasangka Islam yang disebut mengancam cara hidup, nilai, dan budaya Eropa.
Narasi dan logika cacat yang digunakan dalam serangan Islamofobia harus didekonstruksi dan ditantang secara efektif. Jika ada narasi yang salah tentang Islam dan Muslim yang beredar harus segera dihancurkan.
“Diperlukan rekonstruksi gagasan arus utama seputar Islam dan Muslim yang lebih dekat dengan realitas iman dan praktiknya. Ini berarti gagasan dominan tentang Muslim dan Islam yang beredar dalam budaya populer harus mencerminkan pengalaman sehari-hari yang beragam dari umat Islam dan keyakinan mereka,” kata Amina, dikutip The Conversation.
Menurut Amina, ada empat langkah dalam pendekatan ini. Yakni, mendefinisikan, mendokumentasikan Islamofobia, mendekonstruksi narasinya, dan merekonstruksi narasi positif dan realitas baru di sekitar Muslim.
Belum lama ini pula, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) menyetujui resolusi yang menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.
Resolusi tersebut merupakan hasil dari konsensus oleh 193 anggota badan dunia dan disponsori oleh 55 negara mayoritas Muslim yang menekankan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Dilansir Aljazirah, resolusi tersebut diperkenalkan oleh Pakistan atas nama Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Ini menandai hari ketika seorang pria bersenjata memasuki dua masjid di Christchurch, Selandia Baru yang menewaskan 51 orang dan melukai 40 lainnya.
Resolusi tersebut juga mengungkapkan keprihatinan mendalam atas peningkatan keseluruhan dalam kasus diskriminasi, intoleransi dan kekerasan, termasuk kasus-kasus yang dimotivasi oleh Islamofobia, anti-Semitisme, Christianofobia dan prasangka terhadap orang dari agama atau kepercayaan lain.
Semua negara, badan-badan PBB, organisasi internasional dan regional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan organisasi berbasis agama diminta untuk mengatur dan mendukung berbagai acara yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang Islamofobia dan memperingati Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.
Sumber:
https://equineteurope.org/Counter-Islamophobia-Kit/
https://theconversation.com/how-to-tackle-islamophobia-the-best-strategies-from-around-europe-106092
https://www.aljazeera.com/news/2022/3/16/pakistan-pm-lauds-un-for-international-day-to-combat-islamophobia