Rabu 08 Jun 2022 21:43 WIB

Sandiaga: Kenaikan Biaya Masuk Borobudur Ditunda

Penundaan dilakukan setelah muncul masukan dari berbagai pihak.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif - Sandiaga Uno. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif - Sandiaga Uno. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kenaikan biaya masuk destinasi Candi Borobudur ditunda untuk dikaji kembali. Hal itu berdasarkan masukan dari berbagai pihak.

"Untuk Borobudur, kita Alhamdullilah atas masukan dari semua tokoh masyarakat, tokoh agama, para ahli, keputusan untuk biaya masih ditunda untuk dikaji kembali. Namun tentunya sudah bisa dipastikan bahwa batas daya dukung itu hanya 1.200 per hari," ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat ditanya wartawan mengenai harga tiket masuk ke destinasi unggulan itu, di Baubau, Sulawesi Tenggara, Rabu.

Baca Juga

Kehadiran Sandiaga di Kota Baubau merupakan kunjungan kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Desa Wisata Limbo Wolio di kawasan benteng keraton Buton (Wolio) masuk 50 besar terbaik, mengungguli 3.500 desa lainnya di Tanah Air."Memang untuk menjaganya harus melibatkan masyarakat, pemerintah dan seluruhnya. Tadi antusiasme masyarakat luar biasa, saya melihat di tempat-tempat lain tidak ada dukungan yang begitu antusias seperti kali ini. Jadi mari sama-sama kita jaga sebagai tatanan sesuai dengan harapan Presiden Joko widodo bahwa pariwisata harus bangkit, ekonomi harus tumbuh, dan lapangan kerja harus terbuka," ujarnya.

Penyambutan Menparekraf Sandiaga Uno di Lapangan Kara Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, diterima Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse, Ketua DPRD Baubau, unsur Forkompimda, Sekda Baubau Roni Muntar, dan sejumlah kepala OPD Pemkot Baubau.

Sandi disambut tarian daerah Galangi. Dilokasi itu juga kemudian ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) memaparkan mengenai desa wisata Limbo Wolio tersebut.Selanjutnya Menteri Sandiaga juga menyaksikan dan mengikuti langsung permainan tradisional "Polojo" bersama anak-anak setempat, berziarah ke makam Sultan Murhum dengan prosesi santiago, meninjau rumah souvenir, dan mengunjungi Batu Popaua, lalu bersepeda menuju lokasi penandatangan prasasti, memberikan sertifikat dan plakat, dan lainnyadi area Gerbang Lanto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement