REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masalah pangan saat ini menjadi persoalan yang harus dihadapi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Sebab, saat ini semakin banyak negara yang menghentikan ekspor bahan pangannya untuk kebutuhan di dalam negerinya sendiri.
"Hati-hati yang namanya urusan pangan, produksi pangan," kata Jokowi saat acara Silaturahmi Tim Tujuh Relawan Jokowi di E-Convention Ancol, Jakarta Utara, dikutip pada Ahad (12/6).
Ia menyebut, pada Januari lalu hanya terdapat tiga negara yang melarang ekspor bahan pangan. Namun saat ini jumlah negara yang menerapkan kebijakan ini mencapai 22 negara.
Padahal, saat ini Indonesia juga masih mengimpor bahan pangan seperti gandum, jagung, dan juga kedelai. Sementara untuk beras, Jokowi menyebut sudah tiga tahun Indonesia tak melakukan impor sama sekali.
"Hati-hati yang urusan beras, yang biasanya kita impor dua juta ton, sudah tiga tahun ini kita tidak impor beras sama sekali," kata dia.
Menurut dia, meningkatnya produksi beras ini berkat banyaknya bendungan yang telah dibangun pemerintah. Hingga saat ini, sebanyak 29 bendungan telah selesai dibangun. Pemerintah sendiri menargetkan akan membangun hingga 65 bendungan.
Jokowi mengatakan, harga beras di Indonesia saat ini rata-rata masih sebesar Rp 10 ribu. Sedangkan di Amerika, bahkan telah mencapai Rp 52 ribu. Ia pun berkomitmen untuk tetap mempertahankan harga beras agar tidak mengalami kenaikan. Jokowi menyebut, kenaikan sejumlah harga pangan saat ini salah satunya disebabkan oleh perang di Ukraina dan Rusia.