Ahad 12 Jun 2022 17:27 WIB

Ada Wabah PMK, Warga Beralih Qurban ke Kambing

Awa wabah PMK membuat warga untuk beralih hewan Qurban ke kambing.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Penjual hewan kurban mengecek kesehatan hewan di lapak penjualan hewan kurban di Jalan Jendral Basuki Rachmat, Cipinang Besar, Jakarta Timur. Awa wabah PMK membuat warga untuk beralih hewan kurban ke kambing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penjual hewan kurban mengecek kesehatan hewan di lapak penjualan hewan kurban di Jalan Jendral Basuki Rachmat, Cipinang Besar, Jakarta Timur. Awa wabah PMK membuat warga untuk beralih hewan kurban ke kambing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, yang kebanyakan dialami sapi, tidak menyurutkan semangat umat Muslim untuk ikut berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 H. Namun, ada pula yang ingin lebih dulu melihat perkembangan ke depan sebelum memutuskan hewan yang dipilih untuk dikurbankan.

Karyawan swasta di Jakarta, Pandu Priambodo mengkhawatirkan wabah PMK pada hewan kurban khususnya sapi. Dia telah mendaftar di masjid dekat rumahnya ikut serta dalam kelompok yang menghimpun dana untuk membeli sapi. Namun, karena ada wabah PMK, ia sempat terpikir untuk membatalkan niat berqurban sapi.

Baca Juga

"Buat saya (wabah PMK) ini bikin agak khawatir. Kan mayoritas kasusnya pada sapi. Sempat kepikiran sih untuk batalin qurban sapinya, diganti jadi qurban kambing. Soalnya kan jarang ya ada kambing yang kena PMK," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (12/6/2022).

Untuk sementara ini, Pandu masih condong untuk tetap berqurban hewan sapi, sambil mengamati situasi selanjutnya mengenai wabah PMK ini. Dia juga menunggu arahan atau saran dari panitia penyelenggara qurban maupun dari pemerintah.

Jika kemudian ada saran atau imbauan dari pemerintah soal hewan qurban yang dipilih di tengah wabah PMK, tentu akan diikuti baik oleh dirinya maupun masjid dekat rumahnya. "Karena rencana pembeliannya baru pada awal Juli nanti," tuturnya.

Wabah PMK, bagi Pandu, tidak akan menyurutkan semangat untuk berqurban. Sebab, dia khawatir masuk golongan yang dilarang memasuki tempat sholat sebagaimana hadits Nabi Muhammad.

"Saya tahu ada hadits yang di dalamnya Nabi SAW bersabda, 'Kalau memiliki kemampuan tetapi tidak mau berqurban, maka hendaknya dia tidak mendekati tempat sholat kami'. Jadi kalau saya mampu ya kenapa nggak berqurban," kata dia.

Fajar Ismail, karyawan swasta di Bekasi, menyadari saat ini sedang marak kasus terpaparnya hewan ternak terhadap PMK di beberapa daerah. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya mengurungkan niat berqurban, dan justru semakin mengokohkan tekad mulianya itu.

"Kebetulan saya sudah sengaja menyiapkan uangnya beberapa bulan terakhir supaya bisa dapat (berqurban) sapi. Jadi ya sayang kan kalau kita tidak jadi berqurban. Karena sudah ada budget dari anggaran rumah tangga saya, ya sudah let it go saja," tutur dia.

Untuk mengantisipasi agar hewan qurban yang dibelinya tidak terpapar PMK, Fajar mempercayakan kepada orang-orang yang memang telah lama bergelut di dunia penyembelihan hewan.

Karena itu, dia menyerahkannya kepada Rumah Potong Hewan (RPH) di Bekasi. Menurutnya, RPH ini memang sudah dikenal luas oleh masyarakat untuk urusan penyembelihan hewan.

"Ya bagi saya cara ini adalah salah satu filter terbaik buat para buyer yang punya kesibukan di luar, yaitu mencari kualitas melalui instansi atau lembaga seperti RPH-RPH. Pastinya di RPH ada proses skrining mulai dari kesehatan dan aspek lainnya yang membuat hewan itu terpenuh syarat untuk diqurbankan," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement