REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah di Jawa Barat (Jabar) yang paling terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun, hewan ternak di Kabupaten Garut yang terindikasi terinfeksi PMK mulai banyak yang sembuh.

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut mencatat, hingga hari ini tim teknis kesehatan hewan telah melakukan pelayanan kesehatan hewan kepada 3.520 ekor ternak yang bergejala PMK tersebar di 18 kecamatan. Dari jumlah itu, pihaknya telah melaksanakan pengobatan terhadap 2.529 ekor bergejala PMK, yang terdiri dari 68 ekor domba, empat ekor kambing, empat ekor kerbau, 1.212 ekor sapi potong, dan 1.239 ekor sapi perah.

"Ternak yang telah menunjukkan sembuh atau perbaikan kondisi pascapengobatan sebanyak 1.300-an ekor ternak," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani, melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Ahad (12/6/2022).

Sementara itu, ada 47 ekor ternak yang mati. Selain itu, sebanyak 77 ekor ternak dipotong bersyarat.

Menurut dia, Satuan Tugas (Satgas) PMK Kabupaten Garut telah melakukan langkah-langkah penanganan, mulai dari surveilans laporan kasus PMK, karantina wilayah kasus, biosekuriti, dan melakukan edukasi kewaspadaan PMK. Tak hanya itu, pihaknya juga terus melakukan penanggulangan dengan melakukan pengobatan kepada hewan ternak yang terindikasi terinfeksi PMK.

Sofyan menambahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga telah membuat call center waspada PMK Garut. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengajuan belanja tidak terduga (BTT) untuk pembiayaan pelaksanaan penanggulangan PMK di Kabupaten Garut.

"Hal ini didahului dengan surat pernyataan Bupati Garut tentang KLB PMK di Kabupaten Garut yang sekarang telah memasuki status siaga PMK," kata dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika