Senin 13 Jun 2022 22:21 WIB

Emil Salim: Sulitnya Pelestarian Lingkungan Hidup akibat Manusia Rakus

Upaya menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan hanya melalui ceramah atau seminar.

Prof. Dr Emil Salim
Prof. Dr Emil Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri lingkugan hidup, Prof Emil Salim mengatakan sulitnya upaya pelestarian lingkungan hidup disebabkan masih banyaknya manusia yang mengutamakan mencari keuntungan pribadi dibandingkan menjaga kelestarian alam. "Uang itu adalah kebalikan dari apa yang diminta di lingkungan. Kalau lingkungan minta melestarikan hutan, tidak ada uang dari melestarikan hutan, tetapi kalau kemudian hutan dibuka, apakah itu perkebunan atau ekspor kayu ataukah untuk apa, uang itu. Dolar, devisa, kekuasaan, power," kata Emil dalam acara bertajuk "Relevansi HAM dan 50 Tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia", yang diikuti di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Dia menambahkan upaya menjaga lingkungan tidak bisa dilakukan hanya melalui ceramah atau seminar. Namun perlu upaya lebih menyadarkan manusia agar menegakkan moral dan menghargai hak asasi manusia. "It's a matter of menegakkan moral, menghargai human rights, menghargai lingkungan versus kepentingan pribadi, material interest, power, kepentingan pribadi," katanya.

Baca Juga

Emil mengatakan tidak semua manusia memiliki sikap idealis. Sebagian lainnya lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok, partai atau kepentingan lainnya.Oleh karena itu, manusia perlu dididik agar menyadari bahwa kekayaan ilmu, akal dan pikiran lebih penting dari materi semata.

Sayangnya menurut dia, saat ini kegiatan ekonomi masih mengejar keuntungan semata. Sehingga kurang menghargai hak asasi manusia dan lingkungan. "Kita masih belum pada tingkat kedewasaan itu, kita masih pada tingkat greedy economi, ekonomi rakus dan belum pada ekonomi yang sadar bahwa hidup ini mempunyai nilai lebih tinggi yang diembankan, yang dicita-citakan dalam human rights dan lingkungan," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement