Jumat 17 Jun 2022 20:00 WIB

UAS: Saya tak Berpolitik Sampai Hari Ini

Namun UAS menyabut pendapat-pendapatnya menyupport orang-orang politik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Ustadz Abdul Shomad Lc MA di Masjid Raya Bintaro Jaya
Foto: Dok MRBJ
Ustadz Abdul Shomad Lc MA di Masjid Raya Bintaro Jaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah kondang lulusan Al Azhar University, Ustaz Abdul Somad (UAS) menegaskan bahwa dirinya sampai saat ini tidak berpolitik. Dia hanya mengeluarkan pendapat untuk mendukung orang-orang yang berpolitik. Hal ini disampaikan UAS saat diminta menyampaikan tema "Kontribusi dalam bidang Politik dan Dakwah Kuktural" dalam acara Silatnas dan Munas Jalinan Alumni Timur Tengah se-Indonesia (Jatti). 

"Saya tidak berpolitik sampai hari ini, tapi pendapat-pendapat saya menyupport orang-orang politik, sehingga dia duduk menjadi wali kota. Di beberapa tempat saya menyupport menjadi gubernur," ujar UAS dalam rekaman video sambutannya yang ditayangkan dalam acara Jatti yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (17/6).

Baca Juga

Menurut UAS, beberapa sahabatnya dan ulama tidak setuju kalau dirinya berpolitik. Karena, kata dia, bagi mereka politik bisa menodai dakwah. "Karena, bagi kawan-kawan, sahabat-sahabat, ini menodai dakwah. Iya kalau yang disupoort menang, kalau kalah apa boleh jadi," ucap UAS. 

Padahal, lanjut UAS, dalam sejarahnya para ulama di Indonesia juga dekat dengan politik. Misalnya, Syekh Abdurrauf Assingkili juga merupakan seorang mufti kerajaan, sehingga berdekatan dengan politik. Selain itu, ada juga beberapa ulama Nusantara lainnya yang dekat dengan politik. 

"Tapi yang kita lihat bedanya, mereka mewarnai kekuasaan, bukan mereka diwarnai oleh kekuasaan. Yang dikhawatirkan adalah kita diwarnai oleh kekuasaan," kata UAS. 

Dalam acara tersebut, UAS juga menyampaikan bahwa banyak ulama di Indonesia dan di Asia Tenggara yang merupakan bagian dari jalinan alumni Timur Tengah. Di antaranya, Syekh Daud bin Abdullah Al Fathani, Syekh Hamzah Fansuri, Syekh Abdurrauf Assingkili, Syekh Nawawi Al Bantai, Syekh Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani, Syaikhonan Kholil Bangkalan, KH Soleh Darat, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Ahmad Dahlan. 

UAS menyampaikan hal itu agar para peserta Silatnas dan Munas Jatti memahami bahwa jalinan alumni Timur Tengah sangat kuat dari zaman dulu sampai sekarang. "Ini untuk supaya memahamkan diri bahwa jalinan Timur Tengah ini punya jalinan yang luar biasa dari zaman ke zaman sampai hari ini," jelas UAS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement