Sampang - Holili Addra'ie (60), warga Jalan Permata, Kelurahan Banyuanyar, Sampang, akhirnya bisa mewujudkan mimpi naik haji. Dia berhasil membayar ongkos naik haji (ONH) setelah menabung bertahun-tahun. Namun meski bahagia bisa menunaikan haji, ia gagal berangkat bersama istrinya. Sebab sebelum pengumuman persiapan keberangkatan, istrinya meninggal dunia pada 2020 akibat sakit yang dideritanya.
"Saya bersemangat karena sudah bermimpi bisa naik haji bersama istri. Namun dia meninggal dua tahun lalu. Tapi saya senang bisa berangkat bisa mewujudkan mimpi kami saat istri masih hidup, " katanya.
Holili menyampaikan, perjuangannya untuk naik haji tidak mudah. Istrinya sengaja ikut arisan untuk mendapatkan uang. Selain itu, juga ditambah hasil tabungan emas. Jadi bisa dipakai untuk mendaftar naik haji pada 2011.
Tabungannya diperoleh dari perjuangan mengayuh becak selama bertahun-tahun. Setiap hari bisa menyisihkan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Hingga akhirnya berhasil mewujudkan mimpi.
"Selain memang sudah takdir, saya bisa naik haji karena perjuangan istri. Sayangnya, dia tidak bisa ikut, " ucapnya.
Untuk mewujudkan mimpinya, Holili tidak hanya fokus mengayuh becak setiap hari. Tapi juga menjadi kuli angkut di pelabuhan yang tidak jauh dari rumahnya. Jadi hasilnya menambah nominal tabungan setiap hari.
"Saya sempat meminta anak-anak saya yang menggantikan kuota ibunya ke Tanah Suci. Namun tidak ada yang mau. Mereka menginginkan jatah ibunya dipindah ke CJH lain," katanya.
Holili tergabung dalam kloter 20 Embarkasi Surabaya asal Kabupaten Sampang. Dia pun mengaku tidak sabar untuk berada di Tanah Suci.