Senin 20 Jun 2022 20:45 WIB

Pj Gubernur Babel Mulai Hijaukan Bekas Galian Tambang

Lebih dari separuh luas daratan Babel adalah pertambangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin dan Ketua DPR Puan Maharani melakukan penanaman pohon di lahan bekas penambangan bijih timah tak berizin di Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel pada Senin (20/6/2022) sore.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin dan Ketua DPR Puan Maharani melakukan penanaman pohon di lahan bekas penambangan bijih timah tak berizin di Kota Pangkalpinang, Provinsi Babel pada Senin (20/6/2022) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin melakukan penanaman pohon di lahan bekas penambangan bijih timah tak berizin di Kota Pangkalpinang pada Senin (20/6/2022) sore. Kegiatan penghijaukan itu turut dihadiri oleh Ketua DPR Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani. 

Ridwan menyayangkan praktik tambang tak berizin di Babel yang menyisakan lubang menganga. Ia meyakini perlu ada upaya khusus untuk memperbaiki bekas galian tambang itu. Sehingga ia menggagas penghijaubiruan untuk memperbaiki lingkungan Babel. 

Baca Juga

"Tempatnya (Babel) sedang diupayakan supaya indah. Penghijaubiruan Bangka bukan sesuatu mudah jadi perlu usaha bersama," kata Ridwan dalam sambutan kegiatan penghijauan tersebut. 

Ridwan mengungkapkan luas wilayah daratan di Babel mencapai 16 juta kilometer persegi. Dari jumlah itu 57,2 persennya adalah izin usaha pertambangan. 

"Jadi (area tambang) luas skali. Mineral logamnya 55,53 persen. Sebagian besar wilayah darat dari provinsi ini untuk tambang mineral logam," ujar Ridwan. 

Ridwan pun mengungkapkan data tambang tak berizin di Babel yang jumlahnya fantastis. Hal itulah yang menggerakkannya untuk memperbaiki tanah kelahirannya. 

"(Penghijauan hari ini) Hanya setengah hektar, dari 60.400 hektar bukaan lahan ilegal. Dari total bukaan luas usaha pertambangan 288 ribu hektar berarti mendekati 21 persen ilegal," ucap Ridwan. 

Oleh karena itu, Ridwan berkomitmen melakukan penghijaubiruan di Babel. Ia menjamin akan memperluas program penghijaubiruan di seluruh Babel. 

"Jadi sedang usahakan bersama-sama. Upaya ini bukan mudah, jangka panjang. Untuk itu kami sadar nggak mungkin sendiri makanya kami ajak masyarakat gabung," sebut Ridwan. 

Sementara itu, Puan Maharani meminta Pemprov Babel turun langsung memantau penghijauan di area bekas tambang. Ia optimis Ridwan bisa menghijaukan Babel dengan melibatkan lembaga lain seperti Kementerian ESDM, Kementerian LHK dan BUMN. 

"Pak Ridwan bisa bantu lembaga lain untuk turun (bantu) ke sini. Saya tunggu komitmen untuk tahun berikutnya apa yang kita tanam itu tumbuh. Jangan sampai enggak ada yang rawat," ucap Puan. 

Diketahui, pada momen penghijauan hari ini Ridwan dan Puan menanami area bekas tambang timah tak berizin dengan pohon cemara laut dan ketapang. Kedua jenis pohon itu adaptif dalam lahan bekas tambang timah dan miskin zat hara dan berpasir. Rencananya, pohon-pohon itu akan dipantau perkembangannya selama tiga bulan ke depan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement