REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Setelah sukses mempromosikan aneka ragam produk kuliner karya Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia, pemerintah bermaksud mengembangkan promosi ke wilayah timur dengan mendorong UKM kuliner setempat agar sejajar dengan mitranya di wilayah barat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menilai ajang promosi seperti Food StartUp Indonesia (FSI) masih terlalu didominasi kuliner asal Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan wilayah seperti Sulawesi, Maluku dan Papua masih belum dilibatkan. "Tahun depan akan kita libatkan," kata Sandiaga, dalam keterangan tertulisnya Selasa (21/6/2022).
Wilayah timur dinilai menarik karena di kawasan ini terdapat beragam jenis tanaman buah, rempah, bijian dan peternakan yang belum sepenuhnya diolah lebih baik lagi. Seperti di Labuan Bajo yang mampu memanen pisang sebesar 50 ton dan sampai kini belum dapat diakses."Memang ada tantangan, tapi perlu ada kesimbangan antara Timur dan Barat," kata BonnieSusilo, Co-Founder FSI.
Demoday sendiri merupakan kegiatan yang mempertemukan UKM subsektor kuliner dengan potensial investor. FSI sebagai katalisator pengembangan ekraf kuliner nasional selama 6 tahun telah mencapai hasil positif. Subsektor kuliner menyumbang 41 persen PDB nasional. Sehingga FSI ini menjadi penting, terlebih membuka peluang investasi bagi para UKM kuliner. Tercatat sekitar 25 ribu pelaku ekonomi kreatif kuliner terlibat dan dana Rp 65 miliar rupiah dana investasi bergulir. "Ke depan, Kami akan mendorong konsep pengembangan sektor kuliner yang sehat, ramah lingkungan dan bangga pada produk Indonesia," kata Sandiaga.