Rabu 22 Jun 2022 06:59 WIB

Prodi Agribisnis UMM Upayakan Cetak Petani Milenial

Untuk mencetak SDM pertanian yang unggul perlu penyuluhan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Program Studi (Prodi) Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berusaha mencetak petani milenial. Hal ini dibuktikan melalui acara kuliah tamu yang dilaksanakan pada pekan lalu.
Foto: Dok. Humas UMM
Program Studi (Prodi) Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berusaha mencetak petani milenial. Hal ini dibuktikan melalui acara kuliah tamu yang dilaksanakan pada pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Program Studi (Prodi) Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berusaha mencetak petani milenial. Hal ini dibuktikan melalui acara kuliah tamu yang dilaksanakan pada pekan lalu.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI), Siti Amanah mengatakan, milenial merupakan aktor utama dalam mendukung pertanian di era digital seperti ini. Namun saat ini banyak kaum muda yang beralih profesi ke bidang non-pertanian. "Mereka enggan terjun dan memajukan sektor pertanian," kata dia.

Baca Juga

Selain anak-anak muda, perlu adanya kerja sama yang bagus juga dari berbagai pihak seperti pihak swasta maupun pemerintahan. Keberadaan lahan juga menjadi poin penting dalam keberlangsungan sektor pertanian. Hal ini perlu dilakukan agar lahan pertanian tidak beralih tangan atau fungsi untuk kedepannya.

Untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertanian yang berkualitas, Amanah menilai, penyuluhan memegang peranan penting. Penyuluhan ada sebagai gerakan pendidikan non-formal yang diberikan kepada petani-petani di daerah. Dengan adanya penyuluhan ini, keahlian teknis dan nonteknis para petani akan meningkat.

"Dampak positif dari peningkatan tersebut adalah kualitas produksi yang membaik, pendapatan yang meningkat, serta kelestarian sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan,” jelas mantan Ketua Asia Pacifis Islands Rural Advisory Service (APIRAS) Network tersebut.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun kompetensi kepada para milenial dalam mendukung penyuluhan. Pertama, memberikan suasana pembelajaran yang kondusif kepada para milenial. Selanjutnya, memberikan pola pikir baru kepada milenial tentang profesi seorang petani. 

Selain itu, diperlukan pemahaman mengenai komunikasi yang baik di ranah digital. Para penyuluh juga harus memberikan literasi baru berupa data, kemampuan teknologi informasi dan komunikasi. Lalu literasi teknologi terkini, serta penguasaan dan pendekatan metode penyuluhan kepada milenial dan para petani.

Sementara itu, Ketua Prodi Agribisnis Ary Bakhtiar, mengatakan, saat ini 70 persen petani yang ada di Indonesia terdiri dari para lansia. Generasi muda banyak yang beralih ke bidang profesi yang lain. Untuk itu, dalam rangka pemanfaatan bonus demografi di masa yang akan datang perlu upaya adanya peningkatan kualitas SDM di sektor pertanian.

Menurut dia, penyuluhan menjadi kunci penting untuk mengubah persepsi para kaum muda. Penyuluhan juga dapat berdampak positif bagi petani lansia agar dapat meningkatkan kapasitas kemampuan. "Dan pengetahuan agar dapat hidup dengan lebih baik,” kata dia dalam pesan pers yang diterima //Republika//, Selasa (21/6/2022).

 

Wilda Fizriyani

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement