Kamis 23 Jun 2022 20:01 WIB

Jamaah Khilafatul Muslimin di Lampung Serahkan Kartu Identitas dan Atribut ke Polisi

Jamaah Khilafatul Muslimin di Lampung menyatakan kembali ke Pancasila dan NKRI.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Sejumlah anggota Khilafatul Muslimin saat mendekrlarasikan diri mengakui NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). Aksi serupa juga dilaksanakan Jamaah Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah anggota Khilafatul Muslimin saat mendekrlarasikan diri mengakui NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). Aksi serupa juga dilaksanakan Jamaah Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Jamaah organisasi Khilafatul Muslimin (KM) di Kota Bandar Lampung menyerahkan identitas dan atribut KM kepada Polresta Bandar Lampung, Kamis (23/6/2022). Mereka menyatakan kembali kepada Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Para simpatisan KM tersebut menyerahkan kartu keanggotaan KM dan atribut KM yang melekat selama ini. Penyerahan identitas dan atribut KM KM tersebut dilakukan perwakilan KM kepada Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto.

Baca Juga

“Kedatangan mereka menyerahkan identitas dan melepaskan atribut Khilafatul Muslimin dan bertekad tidak lagi melakukan kegiatan terkait Khilafatul Muslimin,” kata Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto, pada penyerahan tersebut, Kamis (23/6/2022).

Ino mengatakan, simpatisan atau jamaah KM tersebut sudah berkomitmen kembali kepada ideologi Pancasila dan NKRI, dan tidak akan lagi menjalani kegiatan berkaitan dengan KM tersebut. Atribut yang diserahkan kartu keanggotaan, seragam, rompi, peci, dan bahan-bahan lainnya. 

Kapolresta mengatakan, sebelumnya plang nama organisasi KM yang berada di beberapa tempat dalam Kota Bandar Lampung sudah dicopot. Sedangkan kegiatan organisasi tersebut tetap mendapat pengawasan dari petugas, meskipun mereka sudah menyatakan kembali ke Pancasila dan NKRI.

Mantan Amir KM Bandar Lampung Sawiyan menyatakan, puluhan jamaahnya tidak akan lagi melakukan kegiatan berkaitan dengan organisasi sebelumnya KM. Menurut dia, semua identitas dan atribut sudah diserahkan, artinya bertekad untuk tidak lagi ikut serta dalam KM tersebut.

Pada silaturahmi antara jamaah KM dan Kapolresta Bandar Lampung, mereka menyampaikan dua poin utama, yakni bersungguh-sungguh dengan itikad baik untuk menegakkan ideologi Pancasila dan mengakui NKRI.

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap Ketua KM Abdul Qodir Hasan Baraja atau AQB (80 tahun), yang bermarkas di Telukbetung, Bandar Lampung, Selasa (7/6/2022). AQB ditangkap setelah shalat Subuh di Bandar Lampung.

AQB, warga Jl Seseno, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, dikenal dalam jamaahnya ketua Umum KM, sebuah organisasi yang telah lama berdiri di tengah masyarakat. Tim dipimpin Kombes Pol Hengki Haryadi dibantu Jatanras Polda Lampung dan Resmob Polresta Bandar Lampung.

Pimpinan Khilafatul Muslimin tersebut ditangkap seusai melaksanakan Shalat Subuh di Masjid Kekholifahan Islam, Komplek Ruko Markas Organisasi Jl WR Supratman, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, AQB ditangkap karena organisasinya diduga melakukan aktivitas yang bertentangan dengan idiologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Dia mengatakan, AQB, warga kelahiran Nusa Tenggara Barat itu dua kali ditahan dengan hukuman masing-masing tiga tahun dan 13 tahun penjara. Ia memimpin organisasi masyarakat tersebut dengan mengaku selama ini  mereka mendukung NKRI dan Pancasila. Dalam faktanya, lanjut Hengki, kegiatan yang dipimpin AQB bertentangan dengan Pancasila dan berpotensi menyebarkan hasutan dan kabar bohong. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement