REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perkembangan penduduk perkotaan yang cepat di lahan yang semakin terbatas berimplikasi pada urgensi sistem penyediaan perumahan dan akses infrastruktur dasar yang tepat. Persoalannya, kota-kota di Indonesia memiliki kapasitas terbatas dalam penyediaan pelayanan infrastruktur dasar dan perumahan layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Di Jakarta saja, saat ini banyak masyarakat yang tinggal di wilayah yang sangat padat huniannya. Tingginya interaksi antarmanusia di dalam hunian yang tidak layak akan berisiko terhadap cepatnya penyebaran penyakit yang menular akibat interaksi antar manusia seperti TBC atau Covid-19.
Di tengah lahan kota Jakarta yang semakin terbatas sedangkan kebutuhan akan rumah layak juga terus meningkat, maka pilihan paling rasional adalah hunian vertikal. Ini menjadi satu-satunya cara dalam mengatasi kepadatan hunian sekaligus meningkatkan supply perumahan layak terjangkau bagi masyarakat.
Di luar negeri, kesuksesan beberapa negara seperti Singapura, Korea Selatan, dan Hong Kong dalam pembangunan rusun berkepadatan tinggi bisa dijadikan gambaran positif dari implementasi kebijakan dalam praktik di lapangan. DKI Jakarta, merupakan kota yang paling berkembang hunian vertikalnya.Sejak tahun 80-an, sudah banyak rusun yang dibangun dan dilanjutkan hingga kini.