Rabu 29 Jun 2022 09:08 WIB

Rusia Dilaporkan Tahan Walikota Kherson

Wali Kota Kherson Ihor Kolykhayev setelah ia menolak mengikuti perintah Moskow.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang mengibarkan bendera Ukraina selama demonstrasi menentang pendudukan Rusia di Kherson, Ukraina, Sabtu, 5 Maret 2022. Pejabat Rusia yang ditempatkan di wilayah Kherson, Ukraina mengatakan pasukan mereka telah menahan Wali Kota Kherson Ihor Kolykhayev setelah ia menolak mengikuti perintah Moskow.
Foto: AP Photo/Olexandr Chornyi
Orang-orang mengibarkan bendera Ukraina selama demonstrasi menentang pendudukan Rusia di Kherson, Ukraina, Sabtu, 5 Maret 2022. Pejabat Rusia yang ditempatkan di wilayah Kherson, Ukraina mengatakan pasukan mereka telah menahan Wali Kota Kherson Ihor Kolykhayev setelah ia menolak mengikuti perintah Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, KHERSON -- Pejabat Rusia yang ditempatkan di wilayah Kherson, Ukraina mengatakan pasukan mereka telah menahan Wali Kota Kherson Ihor Kolykhayev setelah ia menolak mengikuti perintah Moskow. Sementara warga kota mengatakan wali Kota itu diculik.

Kherson merupakan kota pelabuhan yang menghadap ke Laut Hitam di sebelah barat daya semenanjung Crimea. Kota itu diduduki Rusia di pekan pertama invasi ke Ukraina yang dimulai Februari dan sebagian besar populasinya sudah meninggalkan kota itu.

Baca Juga

"Saya dapat mengkonfirmasi Kolykhayev ditahan oleh kantor komandan (polisi militer)," kata deputi kepala wilayah Kherson pemerintah Rusia, Ekaterina Gubareva di aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (28/6/2022).

Penasihat Kolykhayev, Halyna Lyashevka mengatakan wali kota itu diculik setelah menolak bekerja sama dengan Rusia. "Tepat setelah ia keluar dari mobil, ia ditahan garda nasional bersenjata dan kemungkinan besar FSB," kata Lyashevka mengacu pada Badan Keamanan Federal Rusia.

Pejabat Rusia yang ditempatkan di wilayah yang sama Kirill Stremousov mengatakan Kolykhayev melakukan "banyak kerusakan" pada "proses denazifikasi" Rusia di Ukraina.

"Akhirnya ia dinetralkan," kata Stremousov seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA. Moskow menyebut invasinya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" dan untuk mendenazifikasi negara tetangganya itu.

Kiev dan sekutu-sekutunya di Barat mengatakan klaim Nazi tidak mendasar. Ukraina menegaskan serangan Rusia dilakukan tanpa provokasi. Laporan tentang penculikan Kolykhayev belum dapat diverifikasi secara independen dan tidak ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang Ukraina.

Rusia menculik sejumlah pejabat Ukraina di wilayah yang telah mereka duduki. Seperti Walikota Melitopol Ivan Fedorov yang mengakui menjalani interogasi "keras" selama beberapa jam saat diculik bulan Maret lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement