Kamis 30 Jun 2022 10:26 WIB

Mercedes Benz Siapkan Jaringan Pabrik Produksi Kendaraan Listrik

Mercedes Benz targetkan kurangi separuh emisi CO2 per mobil penumpang.

Mercedes-Benz sedang menyiapkan jaringan pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik, menandai bahwa perusahaan siap untuk beralih ke kendaraan listrik pada akhir dekade ini.
Foto: EPA
Mercedes-Benz sedang menyiapkan jaringan pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik, menandai bahwa perusahaan siap untuk beralih ke kendaraan listrik pada akhir dekade ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mercedes-Benz sedang menyiapkan jaringan pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik, menandai bahwa perusahaan siap untuk beralih ke kendaraan listrik pada akhir dekade ini. Mercedes-Benz diketahui memiliki target untuk mengurangi separuh emisi CO2 per mobil penumpang pada akhir dekade dibanding tahun 2020.

"Kami siap untuk mempercepat peningkatan volume kendaraan listrik," kata Joerg Burzer, anggota dewan manajemen produksi dan rantai pasokan Mercedes-Benz, dikutip dari Reuters pada Kamis (30/6/2022).

Baca Juga

Pabrik Sindelfingen, Bremen, dan Rastatt di Jerman serta pabrik Kecskemet di Hungaria akan memulai produksi model-model baru di segmen mewah pada pertengahan dekade ini. Sementara itu, sistem baterai akan dipasok oleh pabrik di tiga benua.

Menurut perusahaan, produksi lokal sistem baterai merupakan faktor kunci sukses untuk peningkatan kendaraan listrik Mercedes-Benz dan komponennya, sehingga mampu memenuhi permintaan global untuk kendaraan listrik secara fleksibel dan efisien.

Sementara, pabrikan mobil listrik AS Tesla dilaporkan telah memutus hubungan kerja (PHK) 200 karyawan yang selama ini mengerjakan fitur bantuan mengemudi Autopilot menyusul ditutupkan kantor di San Meteo, Kalifornia. Kabar pengurangan karyawan itu datang di tengah pengetatan ikat pinggang di Tesla dan selama periode peningkatan pengawasan Autopilot oleh regulator dan anggota parlemen AS, menurut laporan Gizmodo, dikutip Kamis (30/6/2022).

Menurut laporan Bloomberg, Tesla telah memberhentikan 200 karyawan dari 350 karyawan di divisi itu, meskipun Techcrunch menyebutkan jumlah total pekerja di kantor itu lebih sedikit yakni 276 orang. Namun, keduanya mengatakan bahwa karyawan tersisa akan dipindah ke kantor Tesla yang lain, dengan beberapa kemungkinan ke Buffalo, New York.

Mayoritas karyawan ini dilaporkan adalah pekerja berupah rendah yang bekerja untuk menganalisis kumpulan besar data mengemudi waktu nyata Autopilot melalui pelabelan data dan teknik lainnya. CEO Tesla Elon Musk sebelumnya memang menyebutkan kemungkinan PHK, tapi tidak diketahui pengurangan pekerja itu di divisi apa.

Laporan awal bulan ini mengatakan Tesla bersiap untuk memberhentikan sekitar 10 persen dari total tenaga kerja perusahaan terkait pelemahan ekonomi global. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement