Selasa 03 May 2011 13:36 WIB

Akibat Dampak Reklamasi, Permukaan Tanah Wilayah Jakut Makin Amblas

Rep: C11/ Red: Didi Purwadi
Reklamasi pantai, ilustrasi
Reklamasi pantai, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – “Adanya penurunan itu memang benar. Namun, angkanya masih belum pasti karena ada beberapa penelitian penurunannya kira–kira 2 sampai 5 cm,” ujar Ubaidillah, direktur Walhi DKI Jakarta.

Penurunan tanah paling parah terjadi di wilayah seperti Muara Angke, Kamal Muara, dan Kapuk. Hal ini karena daerah tersebut banyak dilakukan reklamasi.     

Penurunan tanah juga diakibatkan oleh labilnya permukaan tanah dan banyaknya guncangan pada lapisan tanah. “Guncangan berasal dari kontainer yang lewat. Akibatnya, beban yang ditanggung permukaan tanah itu menjadi sangat besar,” katanya.

Penyebab lain adalah eksploitasi berlebihan air tanah serta tidak adanya pemulihan daerah pantai yang direklamasi. “Pemakaian air tanah di Jakarta Utara mencapai 50 – 100 liter per orang per hari. Parahnya lagi di Jakarta Utara itu lahan pantainya terus direklamasi. Sedangkan, hutan bakaunya terus dibabat,” ujar Ubaidillah.

Apabila penurunan ini tidak diperlambat atau tidak dihentikan, Ubaidillah mengkhawatirkan akan adanya genangan permanen di wilayah Jakarta Utara. Dalam dua puluh lima tahun terakhir, wilayah Jakarta Utara sudah turun sekitar empat centimeter. Sedangkan dalam dua puluh tahun terakhir, wilayah Jakarta Utara telah kehilangan 1.153 hektare hutan mangrove. Amblesnya jalan R.E. Martadinata merupakan salah satu bukti turunnya muka tanah Jakarta Utara.

Pemakaian air tanah yang terus menerus ditengarai juga mengakibatkan amblesnya jalan raya Cakung Cilincing baru-baru ini. “Pemakaian air tanah terus menerus mengakibatkan permukaan tanah menjadi turun. Akibatnya, jalan menjadi rapuh.” ujar kepala BPLHD Jakarta Utara, Hotman Silaen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement