REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH - Keberadaan bus sekolah di DKI Jakarta, belum seperti yang diharapkan. Masih banyak siswa yang enggan melirik keberadaan bus gratis tersebut.
Jalur bus yang dinilai merepotkan dan kurangnya armada membuat para siswa lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Fakta itu terungkap dalam acara sosialisasi angkutan bus sekolah tahun 2011 di Jakarta Media Center (JMC), Selasa (10/5).
Hadir dalam acara itu puluhan siswa dari penjuru Ibu Kota yang berdialog dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) serta Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).
Dari pembicaraan itu, hampir semua siswa mengaku bus sekolah tidak efektif. Nadia, siswa kelas 10 SMAN 14 Jakarta, mengaku fasilitas bus sekolah tidak nyaman. "Saya pernah naik bus sekolah waktu hujan. Tapi hujan merembes ke dalam bus sekolah," katanya.
Nabila, siswa SMAN 14 menyatakan hal senada. Alasan enggan menggunakan bus sekolah karena jam operasionalnya tidak tepat. Jadwal pulang sekolah adalah pukul 15.00. Tapi, jadwal operasional bus sekolah pada shift 3 pukul 16.00. "Apakah kita harus menunggu itu?" ujar Nabila. Ternyata, hampir semua murid mengaku pulang pukul 15.00.
Peserta lain, Rina, mengaku tak suka jika harus naik bus sekolah. Sopir bus, kata dia, tak pernah merespon keluhan siswa. "Supir ugal-ugalan sehingga kita pindah ke metro mini," katanya
Kepala Unit Pengelola Angkutan Sekolah Dishub DKI Jakarta, Benjamin Bukit, menghimbau siswa memanfaatkan keberadaan bus sekolah. Sebab, dalam kajian kemacetan, kontribusi siswa dalam mengurai kelancaran lalu lintas mencapai 14 persen. "Masalah keluhan siswa nanti akan dicarikan solusi," ujar Benjamin.