REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian mengatakan, musim kemarau memang sudah dimulai, tetapi puncaknya akan dimulai pada pertengahan bulan Agustus mendatang. "Suhu panas yang berlangsung sepanjang Juni ini, masih dalam batas normal, antara 32-34 derajat celcius," terang Edvin, Senin.
Oleh karenanya Edvin meminta masyarakat untuk mulai menghemat penggunaan air tanah, dan mengurangi aktivitas bakar-membakar sampah. Edvin mengakui, suhu udara di Ibukota dalam berapa hari ini memang terasa sangat panas, tetapi sesungguhnya suhunya masih dalam batas normal. Selain itu, tidak ada perubahan suhu yang sangat mencolok, baik di selatan Jakarta maupun Utara Jakarta. Semua akan mendapat terik matahari yang sama.
Perbedaan hanya terletak pada faktor non-iklim, kawasan selatan Jakarta lebih banyak sejuk karena memiliki banyak pepohonan. Ditambahkan Edvin, dampak awal musim kemarau untuk Jakarta adalah karena polutan panas yang terkungkung di lapisan udara bawah, atau ketinggiannya kurang dari 1 kilometer pada sore hari. "Polutan berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, dan debu itu tidak tercuci karena tak ada hujan," katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Informasi BMKG, Harry Tirto Djatmiko, menambahkan, dalam satu minggu ke depan wilayah DKI Jakarta masih berpeluang diguyur hujan ringan dengan intensitas 0,1-5,0 milimeter per jam atau 5-20 milimeter per hari. Hujan sedang berpotensi terjadi di wilayah selatan Jakarta pada sore dan malam hari dengan intensitas 5,0-10,0 milimeter per jam atau 20-50 milimeter per hari. Potensi hujan itu terjadi karena adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera serta pumpunan angin yang memanjang dari Sumatera bagian Utara hingga Laut Cina Selatan.
Penumpukan massa udara terjadi di wilayah Sumatera bagian Utara dan Selatan, Kalimantan bagian Barat dan Utara, Sulawesi bagian Tengah, Maluku bagian Tengah, Papua Barat serta Papua bagian Utara dan Tengah. Hal itu, memberi dampak pada kemungkinan terjadinya hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Menurut Harry, suhu udara yang terjadi masih dalam batas normal yaitu antara 32-34 derajat celcius. "Selama 30 tahun terakhir pernah terjadi suhu panas diatas normal yaitu antara 34-37 derajat celcius," tandasnya.