REPUBLIKA.CO.ID,SERPONG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) berencana menjadikan tanaman anggrek sebagai ikon daerah tersebut. Pasalnya, hasil pertanian terbesar di Kota Tangsel adalah tanaman Anggrek.
Namun Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Kota Tangsel, Mursan Sobari, mengatakan rencana ini terkendala karena luas lahan budidaya anggrek 70 persennya dikuasai pengembang perumahan dan ruko. Ancaman juga datang dari bahaya kekeringan yang melanda Tangsel.
"Karena potensinya sangat besar meski lahan terbatas, maka perlu dilakukan pengembangan. Salah satunya dengan menjadikannya sebagai ikon daerah," kata Mursan.
Meski lahan terbatas, lanjut Mursan, hasil budidaya tanaman anggrek lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya. Bahkan, tanaman anggrek asal Tangsel itu sudah dikenal di Pulau Jawa dan Sumatera.
Tak hanya itu saja. Mursan menambahkan bahwa tanaman anggrek jenis Golden Shower dan Vanda Douglas hasil penangkaran petani Tangsel itu mampu menembus pasar Singapura dan Malaysia. "Bahkan, untuk anggrek Vanda Douglas, Tangsel menjadi pemasok utama di Pasar Bunga Rawa Belong," ungkapnya lagi.
Karena keberhasilan petani anggrek menjual hasil panennya hingga keluar negeri, Pemkot Tangsel akan membantu dalam pengembangan budidaya ini dengan memberikan bantuan hibah sebesar Rp 100 juta. Selain lahan yang menyempit, bahaya kekeringan yang melanda Tangsel satu bulan terakhir ini mengakibatkan para petani anggrek gagal panen.