REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin dengan aksi kekerasan siswa dalam bentrok dengan wartawan di depan komplek SMAN 6 Jakarta.
Ketua KPAI, Maria Ulfa Anshor, menuding, orang tua murid dan pendidik SMAN 6 salah dalam melakukan pembinaan karakter siswa. "Ini kok "liar" ya, berani memukul wartawan," ujar Maria di Jakarta, Selasa (20/9).
Pihaknya menilai, kasus itu harus dilihat dari berbagai perspektif. Dari sisi pengasuhan, kata dia, ada yang kurang dari orang tua. Dan sisi pendidikan, ada yang kurang diberikan pendidik di sekolah.
Maria menegaskan, terlepas perilaku siswa yang terlibat bentrok merupakan tindakan spontan, namun sistem pengasuhan di sekolah layak ditinjau ulang. Hal itu juga berlaku bagi bagi orang tua dalam mendidik anak di rumah. "Itu salah satu faktor yang membuat anak berani memukul pakai batu bata dan melakukan tindakan anarkis."
Oleh sebab itu, KPAI mendesak Kepala Sekolah SMAN 6 Jakarta, Kadarwati Mardiutama, bertanggungjawab terkait kejadian memalukan tersebut.
Maria meminta Kadarwati agar memberikan klarifikasi kepada media massa dan mengunjungi para wartawan yang menjadi korban kebrutalan siswa. "Kepala sekolah harus minta maaf!" tandasnya.