REPUBLIKA.CO.ID, Kuningan – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ternyata telah membuat perencanaan baru terkait proyek monorel yang dihentikan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono mengatakan, tiang-tiang yang sudah mangkrak selama tujuh tahun bekas proyek monorel tersebut, akan dijadikan jalan layang.
“Kita sedang melakukan kajian mendalam mengenai alih fungsi konstruksi bangunan yang dulunya akan dijadikan monorel,” ujar Pristono saat ditemui di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Kamis (22/9).
“Tiang-tiang itu tidak akan dihancurkan, tetapi akan direkonstruksi menjadi lebih lebar lagi,” katanya. Dalam rencana tersebut, Pristono menjelaskan jika nantinya pemprov akan menyediakan 50 unit bus gandeng, dengan kapasitas masing-masing 180 orang. “Sistem yang digunakan adalah jalan melingkar (loop line) dan tak menyebar seperti bus Transjakarta sekarang, dengan halte berada di atas. Penumpang nantinya dapat naik dan turun pakai tangga,” katanya, sembari menunjukkan contoh simulasi penerapan jalur ini melalui Ipad-nya.
Pada jalur melingkar ini, akan terdapat 16 titik stasiun. Dari jumlah tersebut, aka nada 12 titik yang menjadi penghubung antara satu koridor dengan koridor lain, serta penghubung ke koridor stasiun kereta. Pristono menuturkan, beberapa halte nantinya akan dibangun di Polda, SCBD, Bank Niaga, Bunderan Senayan, Gelora Bung Karno, Plaza Senayan, Palmerah, Pejompongan, Karet, Sudirman, Setiabudi Utara Aini, Kuningan Madya, GOR Sumantri, Kementrian Kesehatan, Kuningan Timur, dan Satria Mandala.